tessssss

Selasa, 08 Desember 2015

Legends Of the Fall, ketika darah lebih kental dari air

Bismillah...

Pertama kali nonton film ini sewaktu aku SMU sekitar tahun 1997 di sebuah TV swasta. Awalnya gak niat buat begadang nonton sampai habis, niat awalnya cuman mau nonton sebentar trus bobo (soalnya filnya mulai di atas jam 9 malam), tapi malah gak bisa berhenti nonton karena ceritanya keren. Film ini diproduksi tahun 1994.

Tokoh utamanya adalah Tristan, si anak tengah dari 3 bersaudara anak seorang veteran tentara Kolonel Ludlow, yang memilih tinggal di sebuah peternakan di daerah Montana. Tristan mempunyai kakak Alfred dan adik Samuel. Mereka bertiga sangat kompak dan saling menyayangi dengan sifatnya masing-masing. Alfred yang bijak dan selalu hidup sesuai aturan, Tristan yang kebalikannya, agak liar, serta Samuel yang khas anak bungsu, naif dan cenderung manja.

Ketika mereka beranjak dewasa, masuklah Susannah dalam hidup mereka sebagai tunangan Samuel. Setelah berkenalan dengan kakak-kakak Samuel, diam-diam Susannah menaruh simpati pada Tristan. Gayanya yang ngasal dan liar ternyata adalah kharisma yang kuat menjadi magnet menarik Susannah. Biasalah, cewe-cewe selalu terpikat dan penasaran pada cowo tipe bad boy hehe

Cobaan mulai datang menerpa tiga Ludlow bersaudara karena mereka bertiga ternyata menyukai Susannah, dan ketika Samuel tewas dalam perang, Tristan jadian dengan Susannah. Alfred kalah oleh Tristan, namun kedewasaannya sebagai anak sulung aku angkat jempol deh. Nah yang jadi masalah nih si Tristan yang labil pasca tewasnya Samuel. Dia yang sangat terpukul dan dikejar rasa bersalah karena tidak dapat menyelamatkann Samuel saat perang, akhirnya memilih pergi dari rumah untuk menghilangkan traumanya, meninggalkan Susannah. Tambah kacau deh. Susannah yang memang sejak awal sudah naksir Tristan harus menerima kenyataan ditinggal dan digantung. Awalnya Tristan rutin mengirim surat, tapi akhirnya tidak berkabar lagi hingga akhirnya datang surat terakhirnya yang menyuruh Susannah melupakannya dan menikah dengan orang lain saja. Hancurlah hati Susannah. Saat itulah Alfred yang sudah mapan  dan calon anggota dewan, datang untuk menolong dan akhirnya menikahi Susannah. Mendapati kenyataan ini, Kolonel Ludlow marah pada Alfred dan Susannah. Menurutnya Susannah masihlah calon istri Tristan. Namun dengan kenyataan bahwa Tristanlah yang meninggalkan Susannah, Kolonel Ludlow pun stres kepikiran hingga akhirnya menderita stroke.

Kolonel Ludlow sangat menyayangi anak-anaknya, namun dia akhirnya berkonflik juga dengan Alfred, selain keputusan Alfred menikahi Susannah juga soal keputusan Alfred untuk menjadi anggota dewan. Kolonel Ludlow adalah seorang veteran tentara yang berubah menjadi anti pemerintah yang menindas suku Indian. Dia tidak pernah merestui keputusan Alfred untuk menjadi anggota dewan.

Singkat cerita, hubungan Alfred dan sang ayah serta Tristan pun memburuk. Berbagai peristiwa terjadi kemudian yang menjadikan hubungan mereka mulai membaik. Sekembali Tristan dari pengembarannya, dia menikah dengan Isabel Two, gadis indian yang dibesarkan serta dianggap anak sendiri oleh kolonel Ludlow. Isabel ini juga sejak kecil sangat memuja Tristan. Sayang kebahagiaan mereka tidaklah lama, Isabel meninggal tertembak oleh kolega Alfred yang tidak senang dengan usaha Tristan dalam bisnis minuman alkohol. Tristan yang sempat masuk tahanan, begitu bebas ia pun membalas dendam dan membunuh adik dari kolega Alfred tersebut. Kolega Alfred itu akhirnya datang ke rumah kolonel Ludlow mencari Tristan dan akan membunuhnya, dengan mengajak sherrif dan polisi yang sudah dia suap. Diam-diam Alfred juga datang untuk membela keluarganya, membela ayah dan adik kandungnya dan membunuh koleganya sendiri.

Darah memang lebih kental dari air. Film ini menginspirasikan itu, bahwa walau bagaimana pun, keluarga adalah tempat kembali kita. Sedekat apapun kita dengan kolega dan sahabat  kita, namun tidak bisa mengalahkan keluarga. Kita boleh saja berkonflik dengan keluarga, dengan saudara atau orang tua, namun kekentalan darah akan selalu menarik kita untuk kembali. Alfred pada akhirnya sadar, Tristan yang liar dan ayahnya yang selalu membela Tristan, adalah tempat kembalinya setelah kematian Susannah. Dia pada akhirnya paham bahwa koleganya yang selama ini mendukungnya hanyalah semu semata demi kepentingan.

Entah mengapa sosok Tristan yang selalu menganggap dirinya sendiri sebagai pembawa sial dalam keluarganya, malah menjadi yang paling disayangi. Bahkan semarah-marahnya Alfred pada Tristan, pada akhirnya tetap bersatu sebagai kakak dan adik. Sebuah ungkapan tokoh indian One Stab yang dalam film ini selain memerankan juga menjadi narator, bahwa Tristan itu ibarat batu besar yang keras, dan semua orang yang menyayanginya ibarat membenturkan tubuh mereka pada batu tersebut, alias akan menderita dan hancur karenanya. Itulah yang terjadi pada Kolonel Ludlow, Alfred, Susannah bahkan Isabel Two.

Ada banyak adegan menyentuh dalam film ini. Beberapa di antaranya adalah adegan saat Tristan pulang dari pengembarannya yang sangat lama, kedatangannya dengan diiringi puluhan kuda dengan latar musik yang megah membawa nuansa optimisme dan kebahagiaan ke ranch Kolonel Ludlow yang selama ini gersang dan seakan mati saat sang Kolonel jatuh sakit. Para penghuni ranch sangat bersuka cita dengan kepulangan tristan, dan suka cita itu menjalar hingga ke aku sebagai penonton karena teknik pengambilan gambar dan latar musik tadi yang sangat bagus. hehe. Adegan menyentuh lainnya yaitu saat Alfred diam-diam kembali ke peternakan Kolonel Ludlow karena tau koleganya akan mengeksekusi Tristan, dan dengan heroik ia menembak Sherrif korup yang bersiap membunuh Kolonel Ludlow. Sangat mengejutkan. Hingga Kolonel Ludlow pun akhirnya berterima kasih dan menerima Alfred kembali dalam keluarganya yang telah porak poranda.

Film ini ditutup dengan adegan yang sangat menggugah, Tristan tua tewas diserang beruang. Dan itu adalah kematian yang indah (kata naratornya).

Gambar alam serta ilustrasi musik film ini sangat apik. Peran para aktor dan aktris pun bagus. Enaknya nonton film ini sih di HBO saja karena adegan kurang pantas ala hollywoodnya sudah kena sensor hehe. Aku sangat suka musik karya James Horner untuk film ini. Dan menurutku, akting Aidan Quinn sebagai Alfred tidak kalah keren dari Brad Pitt sebagai Tristan. Walaupun film ini sudah 21 tahun lalu, tapi masih enak ditonton :)

2 komentar:

  1. Kegantengan brad pitt sedang ada dipuncaknya di film ini,dan wajar saja si susannah jadi menaruh simpati pada si tristan

    BalasHapus
  2. Berkali kali nonton film ini tp ngga bosan,sedih tristan bahagianya sebentar aja.brad pitt ganteng banget ya

    BalasHapus