Bismillah...
Oktober sudah memasuki pertengahan, hujan mulai merintik menyapa Bumi yang sudah berbulan-bulan kering kehausan. Musim penghujan, artinya musim yang romantis buat aku. Romantis mengingat masa kanak-kanak dulu, ketika hujan lebat mengguyur maka badanku akan diolesi balsem dan dipakaikan jaket sama Mama untuk melawan dinginnya hawa. Romantis ketika mengingat dulu ketika sudah pulang sekolah dan cuma berdua dengan Kakak di rumah, Mama Papa masih di kantor, aku suka sekali menulis cerpen di meja kamarku, mejanya menghadap jendela dan tetumbuhan sehingga bisa menulis sambil melihat hujan di luar, mendengar merdunya suara air yang jatuh di dedaunan. Keriuhan alam yang indah dan penuh inspirasi.
Kini setelah dewasa, menua dan tinggal di ibukota, jendela yang menghadap pepohonan tinggallah mimpi. Tetapi romantisme hujan tetaplah abadi hingga hujan akhirnya tamat di akhir zaman kelak. Nikmat membaca atau menulis di depan jendela yang menghadap pepohohan ketika hujan, itu tetap membayangi. Tidakkah kamu bayangkan wahai Sobat, itu termasuk salah satu surga dunia ini. Impianku kelak, bakal punya kamar dengan balkonnya, serta memiliki jendela yang menghadap pepohonan lagi, dan kamar itu dilengkapi dengan perpustakaan mini plus teleskop bintang. Jadi ketika siang atau sore bisa membaca, malamnya bisa menonton pertunjukkan bintang dengan teleskop, ditemani Kopi, suami dan anak-anak. Dengan demikian, segala gadget dan televisi pun bakal ditinggal, aamiinn yaa robbal alamiin...
![]() |
gambar diambil dari https://style.tribunnews.com/2017/09/27/8-kegiatan-menyenangkan-yang-bisa-dilakukan-saat-hujan-turun-yang-terakhir-pasti-kamu-setuju?page=3 |
![]() |
gambar ku ambil dari akun FB salah satu temanku, yang diambil dari akun Wild Free |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar