Kamis, 29 Nopember 2012
Assalamualaikum....
Setiba di kantor, langsung teringat anak-anakku, Umar dan Nadia. semalem si Kakak nelpon, katanya dia lagi ngambek sama Abinya. Uum...Uum...hobi ngambeknya itu unik, biasanya tidak akan lama, apalagi kalau kita bisa menggodanya, lama-lama dia akan ketawa juga.
Umar memang punya jiwa yang periang, meski ngambekan, dia mudah tertawa. senyumnya manis hehehe....gak kebayang nih gimana kalo dia dah gede, bisa kelepek-kelepek hati gadis-gadis kalo liat senyum Umar.
Umar juga cerdas..Alhamdulillah, dan Insya Allah hingga ia wafat ia tetap menjadi orang yang cerdas. Dia mudah untuk mempelajari sesuatu, dan rasa ingin tahunya amat besar. Kadang saya memperhatikan, minat dan rasa ingin tahu Umar melampaui anak-anak seusianya. Jika anak-anak seusianya hanya memainkan Handphone, Umar sudah bisa mengakses fitur-fitur di dalamnya, memainkan lagu, memutar video, melihat-lihat gambar, dan yang teranyar...Umar sudah bisa memotret pake Handphone! semua itu tanpa diajar, dia sendiri yang belajar.
Teringat tatkala mengandung Umar, memang sudah diniatkan jika anaknya laki-laki, akan kami beri nama Umar Rasyid Al Gaza. semasa didalam kandungan, Umar amat aktif bergerak, menendang dan meninju perut Ummi hehehe...ketika saya menstimulasi perut dengan mengelus dan menekan, Umar merespon dari dalam, hingga seringnya itu jadi rutinitas "menggoda Umar" dan Umar pun akan membalas dengan menendang atau meninju perut Ummi hehehe indahnya yahh...
Masa melahirkan Umar adalah proses yang lumayan panjang dan berat, tapi penuh dengan perjuangan. diawali dengan pecah ketuban di dini hari selasa, Umar lahir pada Kamis selepas Magrib. Sakit kontraksi (His) baru terasa pada Rabu jam 5 sore, dan selama 24 jam kemudian saya harus bertahan dengan His. Masya Allah, ketika lahir, Umar mungil yg masih penuh dengan lendir ditaruh oleh Dokter di atas perut saya. Dia tidak menangis, hanya bersuara "uh" "uh" sambil kepalanya melihat-lihat ke kiri kanan. Setelah diambil Suster barulah dia menangis, ketika dibersihkan. Menurut Abi, ketika setelah dibersihkan dan diadzani, Umar sudah menoleh ke Abinya. Padahal yang saya tahu seorang bayi newborn biasanya belum fokus melihat, tapi saat diadzani, mata Umar membuka dan menatap langsung ke mata Abinya....Masya Allah...
Sesuai dengan namanya, Umar diharapkan menjadi manusia yang tangguh, Rasyid adalah cerdas, dan Gaza adalah simbol perjuangan Muslim zaman sekarang, diharapkan Umar dapat menjadi seorang Pembebas Kota Gaza dari cengkeraman zionis laknatullahalaihi....Semoga Umar tumbuh dengan sehat, semoga Allah menjadikan ia Manusia yang Shalih, seshalih dan setangguh Umar bin Khattab ra, dan semoga Allah kumpulkan kami kelak di JannahNya, amiin
Rabu, 28 November 2012
Senin, 26 November 2012
Setelah Ngerujak di Kantor
Selasa 27 Nopember 2012
Selepas sholat Zhuhur di kantor, kembali menekuni hobi ... makan rujak hehehe. tentunya setelah makan nasi. entah kenapa walau tidak dalam keadaan "ngidam", makan rujak tetap menjadi hobi. sejak remaja memang sudah doyan yang asam-asam. entah kenapa yang asam itu rasanya enak dan menantang :-) tidak hanya saya yang hobi ngerujak di kantor, Boss juga -yang kebetulan seorang perempuan- juga doyan rujak hehehe....rujak is the best
Selepas sholat Zhuhur di kantor, kembali menekuni hobi ... makan rujak hehehe. tentunya setelah makan nasi. entah kenapa walau tidak dalam keadaan "ngidam", makan rujak tetap menjadi hobi. sejak remaja memang sudah doyan yang asam-asam. entah kenapa yang asam itu rasanya enak dan menantang :-) tidak hanya saya yang hobi ngerujak di kantor, Boss juga -yang kebetulan seorang perempuan- juga doyan rujak hehehe....rujak is the best
Selasa, 27 Nopember 2012
Setiap harimu adalah hari istimewa
Sahabatku membuka laci tempat istrinya menyimpan
pakaian dalam dan membuka bungkusan berbahan sutra
"Ini, ......", dia berkata, "Bukan bungkusan yang
asing lagi". Dia membuka kotak itu dan memandang
pakaian dalam sutra serta kotaknya. "Istriku
mendapatkan ini ketika pertama kali kami pergi ke New
York, 8 atau 9 tahun yang lalu. Dia tidak pernah
mengeluarkan bungkusan ini. Karena menurut dia, hanya
akan digunakan untuk kesempatan yang istimewa.
Dia melangkah dekat tempat tidur dan meletakkan
bungkusan hadiah didekat pakaian yang dia pakai ketika
pergi ke pemakaman. Istrinya baru saja meninggal.
Dia menoleh padaku dan berkata :
"JANGAN PERNAH MENYIMPAN SESUATU UNTUK KESEMPATAN
ISTIMEWA, SETIAP HARI DALAM HIDUPMU ADALAH KESEMPATAN
YANG ISTIMEWA !"
Aku masih berpikir bahwa kata-kata itu akhirnya
mengubah hidupku. Sekarang aku lebih banyak membaca
dan mengurangi bersih-bersih. Aku duduk di sofa tanpa
khawatir tentang apapun. Aku meluangkan waktu lebih
banyak bersama keluargaku dan mengurangi waktu
bekerjaku. Aku mengerti bahwa kehidupan seharusnya
menjadi sumber pengalaman supaya bisa hidup, tidak
semata-mata supaya bisa survive (bertahan hidup) saja.
Aku tidak berlama-lama menyimpan sesuatu. Aku
menggunakan gelas-gelas kristal setiap hari. Aku akan
mengenakan pakaian baru untuk pergi ke Supermarket,
jika aku menyukainya. Aku tidak menyimpan parfum
specialku untuk kesempatan istimewa, aku
menggunakannya kemanapun aku menginginkannya.
Kata-kata "Suatu hari " dan Satu saat nanti
....."sudah lenyap dari kamusku. Jika dengan melihat,
mendengar dan melakukan sesuatu ternyata bisa menjadi
berharga, aku ingin melihat, mendengar atau
melakukannya sekarang.
Aku ingin tahu apa yang dilakukan oleh istri temanku
apabila dia tahu dia tidak akan ada di sana pagi
berikutnya, ini yang tak seorangpun mampu
mengatakannya. Aku berpikir, dia mungkin sedang
menelepon rekan-rekannya serta sahabat terdekatnya.
Barangkali juga dia menelpon teman lama untuk berdamai
atas perselisihan yang pernah mereka lakukan. Aku suka
berpikir bahwa dia mungkin pergi makan Martabak
Spesial, makanan favoritnya. Semua ini adalah hal-hal
kecil yang mungkin akan aku sesali jika tak aku
lakukan, jika aku tahu waktu sudah dekat.
Aku akan menyesalinya, karena aku tidak akan lebih
lama lagi melihat teman-teman yang akan aku temui,
juga surat-surat yang ingin aku tulis Suatu hari
nanti". Aku akan menyesal ! dan merasa sedih, karena
aku tidak sempat mengatakan betapa aku mencintai
orangtuaku, saudara-saudaraku dan teman2ku.
Sekarang, aku mencoba untuk tidak menunda atau
menyimpan apapun yang bisa membuatku tertawa dan bisa
membuatku menikmati hidup. Dan, setiap pagi, aku
berkata kepada diriku sendiri bahwa hari ini akan
menjadi hari istimewa. Setiap hari, setiap jam, setiap
menit, adalah istimewa.
Apabila kamu mendapatkan pesan ini, itu karena
seseorang peduli padamu, dan karena mungkin ada
seseorang yang kamu pedulikan. Jika kamu terlalu sibuk
untuk mengirimkan pesan ini kepada orang lain dan kamu
berkata kepada dirimu sendiri bahwa kamu akan
mengirimkannya "Suatu saat nanti", ingatlah bahwa
"Suatu saat" itu sangat jauh ....... Dan mungkin tidak
akan pernah datang .
pakaian dalam dan membuka bungkusan berbahan sutra
"Ini, ......", dia berkata, "Bukan bungkusan yang
asing lagi". Dia membuka kotak itu dan memandang
pakaian dalam sutra serta kotaknya. "Istriku
mendapatkan ini ketika pertama kali kami pergi ke New
York, 8 atau 9 tahun yang lalu. Dia tidak pernah
mengeluarkan bungkusan ini. Karena menurut dia, hanya
akan digunakan untuk kesempatan yang istimewa.
Dia melangkah dekat tempat tidur dan meletakkan
bungkusan hadiah didekat pakaian yang dia pakai ketika
pergi ke pemakaman. Istrinya baru saja meninggal.
Dia menoleh padaku dan berkata :
"JANGAN PERNAH MENYIMPAN SESUATU UNTUK KESEMPATAN
ISTIMEWA, SETIAP HARI DALAM HIDUPMU ADALAH KESEMPATAN
YANG ISTIMEWA !"
Aku masih berpikir bahwa kata-kata itu akhirnya
mengubah hidupku. Sekarang aku lebih banyak membaca
dan mengurangi bersih-bersih. Aku duduk di sofa tanpa
khawatir tentang apapun. Aku meluangkan waktu lebih
banyak bersama keluargaku dan mengurangi waktu
bekerjaku. Aku mengerti bahwa kehidupan seharusnya
menjadi sumber pengalaman supaya bisa hidup, tidak
semata-mata supaya bisa survive (bertahan hidup) saja.
Aku tidak berlama-lama menyimpan sesuatu. Aku
menggunakan gelas-gelas kristal setiap hari. Aku akan
mengenakan pakaian baru untuk pergi ke Supermarket,
jika aku menyukainya. Aku tidak menyimpan parfum
specialku untuk kesempatan istimewa, aku
menggunakannya kemanapun aku menginginkannya.
Kata-kata "Suatu hari " dan Satu saat nanti
....."sudah lenyap dari kamusku. Jika dengan melihat,
mendengar dan melakukan sesuatu ternyata bisa menjadi
berharga, aku ingin melihat, mendengar atau
melakukannya sekarang.
Aku ingin tahu apa yang dilakukan oleh istri temanku
apabila dia tahu dia tidak akan ada di sana pagi
berikutnya, ini yang tak seorangpun mampu
mengatakannya. Aku berpikir, dia mungkin sedang
menelepon rekan-rekannya serta sahabat terdekatnya.
Barangkali juga dia menelpon teman lama untuk berdamai
atas perselisihan yang pernah mereka lakukan. Aku suka
berpikir bahwa dia mungkin pergi makan Martabak
Spesial, makanan favoritnya. Semua ini adalah hal-hal
kecil yang mungkin akan aku sesali jika tak aku
lakukan, jika aku tahu waktu sudah dekat.
Aku akan menyesalinya, karena aku tidak akan lebih
lama lagi melihat teman-teman yang akan aku temui,
juga surat-surat yang ingin aku tulis Suatu hari
nanti". Aku akan menyesal ! dan merasa sedih, karena
aku tidak sempat mengatakan betapa aku mencintai
orangtuaku, saudara-saudaraku dan teman2ku.
Sekarang, aku mencoba untuk tidak menunda atau
menyimpan apapun yang bisa membuatku tertawa dan bisa
membuatku menikmati hidup. Dan, setiap pagi, aku
berkata kepada diriku sendiri bahwa hari ini akan
menjadi hari istimewa. Setiap hari, setiap jam, setiap
menit, adalah istimewa.
Apabila kamu mendapatkan pesan ini, itu karena
seseorang peduli padamu, dan karena mungkin ada
seseorang yang kamu pedulikan. Jika kamu terlalu sibuk
untuk mengirimkan pesan ini kepada orang lain dan kamu
berkata kepada dirimu sendiri bahwa kamu akan
mengirimkannya "Suatu saat nanti", ingatlah bahwa
"Suatu saat" itu sangat jauh ....... Dan mungkin tidak
akan pernah datang .
Selasa, 14 Februari 2012
Balada Ibu Bekerja (Edisi Makanan)
Assalamualaikum...
Menjadi seorang ibu sekaligus wanita pekerja, ternyata gampang2 susah. Saya dituntut untuk pintar2 membagi waktu. Apalagi jarak tempuh dari rumah ke kantor yang cukup jauh, sekitar 40 km ( saya tinggal di Bitung, kantor di Manado), membuat waktu berangkat dan waktu tiba di rumah jadi lbh panjang. Ketika teman2 masih asik bergelung di balik selimut, saya sudah harus bangun dan bersiap. begitu juga saat teman2 sudah mandi, wangi dan asik bercengkerama dengan keluarga di rumah, saya masih di bus Manado-Bitung.
Dulu sih urusan makanan, saya maunya gampang aja, tinggal beli...beres! Tapi kemudian, ternyata berbeda yang saya rasakan kemudian. ketika mau makanan yang murah meriah, ternyata saya sakit perut. Kalo mau makanan yang berkualitas, harus merogoh kantong agak dalam. Ah...sayang masa menghabiskan 20rb sehari hanya untuk makan. Mana lagi sekarang maag saya sudah super sensitif, gak boleh makan banyak. porsinya harus "pas-pasan". Jadi sayang beli sebungkus makanan tapi gak dihabiskan, sementara untuk beli porsi setengah biasanya Ibu penjaga warung bermuka masam...hihihi
Well...akhirnya beginilah keseharian saya sekarang, disela-sela jam kantor, atau ketika jam pulang kantor, singgah sebentar di swalayan sekedar membeli lauk dan sayur buat esok hari. Begitu tiba di rumah, mengurus anak-anak. Jika mereka sudah terlelap tidur, barulah saya beraksi di dapur, bersihin sayur, rempah2, dll...mencucinya lalu menyimpannya di kulkas. Esok harinya begitu selesai subuh, barulah semuanya dimasak. Trus momong anak sebentar, sarapan, mandi kemudian berangkat kantor. Tentunya dengan bekal makanan di tas. Alhamdulillah, enak dan puas makan makanan bekal yg dimasak sendiri. porsinya pas, kebersihannya terjamin, dan yang penting ta iko mau (sesuai selera) hehehe sebab kadang pengen makan sayur bening, tempe goreng dan sambal terasi, bingung belinya dimana.
Juga, dengan memasak pagi2 berarti sudah membantu orang rumah untuk sarapan dan makan siang, dengan menu yang variatif. Wah, to be a working mom ternyata tidaklah mudah. Salut deh buat Moms diseluruh dunia yang pintar membagi waktu (yang berkualitas) untuk keluarga dan pekerjaannya.
Wassalamualaikum
Langganan:
Postingan (Atom)