tessssss

Senin, 14 Februari 2011

Serba Serbi Penyimpanan ASI peras / pompa

Karakteristik Visual dari ASI dan Aroma ASI

Banyak yang membayangkan bahwa ASI akan tampak seperti susu sapi yg homogen, yang tidak terpisah lapisannya sampai kapanpun (homogenized). ASI akan terpisah menjadi 2 lapisan jika didiamkan selama beberapa lama. Lapisan atas yg biasanya lebih kental warnanya kaya akan lemak. Ini bukan berarti ASI telah basi. Kocoklah perlahan wadah berisi ASI peras tsb, hingga menjadi larutan homogen kembali.

Tampilan dari ASI berbeda2 tiap waktu sesuai krn kandungannya pun berbeda2 tiap saat. Termasuk juga kandungan lemak dan warna dari ASI. Jumlah lemak dalam ASI akan fluktuatif dari hari ke hari. Bahkan saat ASI yg keluar di menit2 awal akan berbeda warna dan tampilannya. ASI yang dikeluarkan saat pertama kali proses pemerahan / pemompaan akan terlihat “lebih encer” dari ASI yang dikeluarkan di menit-menit berikutnya. Karena itu disebut FOREMILK (karena kaya akan protein). Sedangkan ASI yg keluar beberapa menit kemudian akan terlihat lebih kental. Atau disebut juga dg HINDMILK (kaya akan lemak). Warna dari ASI juga bervariasi tergantung dari apa yg ibu konsumsi. Pewarna makanan dalam minuman soda, minuman buah-buahan dan hidangan penutup yang mengandung gelatin diduga membuat warna ASI menjadi pink atau oranye kemerahmudaan. ASI yang berwarna hijau dikorelasikan dengan ibu yang mengkonsumsi minuman kesegaran yang berwarna hijau, rumput laut, atau sayuran berwarna hijau.

ASI yang berwarna pink mengindikasikan adanya darah dalam ASI. Hal ini dapat terjadi jika ibu mengalami dengan atau tanpa puting lecet. Jika puting ibu lecet dan berdarah, ibu dapat menghubungi klinik laktasi untuk mendapatkan saran penyembuhan. Darah dalam ASI tidak berbahaya bagi bayi, dan ibu dapat terus menyusui bayinya. Jika darah dalam ASI tidak juga membaik dalam waktu 2 minggu, segera konsultasikan dengan dokter.

Bagaimana dg aroma atau rasanya ?! Umumnya ASI segar berbau / beraroma manis. Sesekali ASI beku yang dicairkan akan beraroma spt sabun dan terkadang bayi tidak mau meminumnya.

Hal ini disebabkan perubahan struktur lemak dalam ASI akibat perubahan suhu yg mendadak. Sehingga proses kerja enzim lipase terganggu. Krn itu tidak disarankan memanaskan ASI peras/pompa pada suhu tinggi, ataupun setelah dipanaskan langsung dibekukan kembali. Jika ASI peras berbau asam, maka bisa jadi ASI telah basi dan buanglah. Intinya selama ASI peras/pompa disimpan sesuai dg tatacara penyimpanan yg benar maka ASI tidak akan basi.

Wadah penyimpanan ASI

Pertanyaan yg sering diajukan para ibu, terutama ibu bekerja adalah apakah butuh wadah khusus ? Tidak ada aturan khusus harus menggunakan botol atau wadah khusus. Intinya gunakan wadah yg bisa tertutup rapat. Ibu bisa menggunakan botol kaca, wadah yg punya tutup dan berwarna bening, dan wadah yg punya tutup dan berwarna. Dan tentu saja selalu dibersihkan & disterilkan sebelum digunakan.

ASI peras/pompa sebaiknya disimpan dalam jumlah sedikit (cukup utk sekali minum + 60 ml). Agar tidak ada ASI yg tersisa dan terbuang. ASI juga dapat disimpan dalam kantung plastik bening. Namun hal ini tidak terlalu disarankan, karena mudah bocor dan ASI akan terbuang.

Tatacara Penyimpanan ASI

Organisasi laktasi internasional, Lalecheleague, memiliki kisaran waktu berapa lama ASI dapat disimpan dalam suhu tertentu :

* Suhu ruang (19-22C) à 4-10 jam
* Refrigerator (kulkas bawah) dg suhu 0-4 C à 2-3 hari Ø Freezer pd kulkas berpintu satu (suhu variatif < style="font-weight: bold;">Interval waktu tsb amat sangat bervariatif tergantung kondisi dari lokasi penyimpanan.

Meski dapat disimpan lebih lama, disarankan agar tidak terlalu lama menyimpan ASI peras. Karena ASI diproduksi sesuai dg kebutuhan pertumbuhan & perkembangan anak. Krnnya jika ibu memilki ASI peras berlebih tidak ada salahnya didonorkan ke mereka yg membutuhkannya.

Jika tidak ada lemari pendingin

Ada atau tidaknya lemari pendingin/kulkas bukan hambatan bagi ibu utk menyimpan ASI. Artinya jika ditempat ibu bekerja ataupun saat ibu bepergian jauh dr bayi utk waktu lama tidak ditemukan kulkas, maka ibu dapat menyimpan botol (wadah) berisi ASI peras/pompa dalam termos es yg telah diisi es batu tentunya. Jika es batu mencair, ibu bisa menggantinya lagi. Atau ada juga cooler khusus utk mendinginkan lebih lama dg blue ice.

Tips memberikan ASI peras/pompa ke bayi

Berikut tips singkat utk membeirkan ASI yg telah disimpan bagi si kecil :

* Untuk ASI yg dibekukan (dari freezer), amat disarankan agar ASI dicairkan terlebih dahulu kulkas bawah. Dan bukan di suhu ruang. Setelah mencair, aliri wadah berisi ASI pada keran air hangat atau rendamlah wadah berisi ASI dlm wadah lebih besar berisi air hangat.
* JANGAN menghangatkan ASI dalam suhu tinggi. Dan JANGAN merebus ASI. Karena jelas zat nutrisi dalam ASI akan rusak. Terutama zat anti infeksi / zat imun !
* JANGAN menggunakan microwave utk menghangatkan ASI.
* Kocoklah secara perlahan sebelum diberikan ke bayi.
* Berikan dg sendok, pipet, dsb. Untuk bayi <>

Tempat Penyimpanan ASI (Air Susu Ibu) Botol Kaca/Plastik ASI Khusus

Bagi orang tua (ayah dan ibu) yang punya bayi yang ingin menyimpan atau menabung air susu ibu alias asi sebaiknya gunakan botol kaca atau plastik dengan risleting/zipper khusus yang aman untuk menyimpan asi untuk diletakkan di freezer kulkas/lemari es agar bayi kita tidak mengalami gangguan pencernaan atau masalah kesehatan lainnya.
Untuk membeli plastik khusus asi / air susu ibu dapat dibeli di toko-toko perlengkapan bayi yang lengkap. Hindari membeli plastik obat yang dijual di tempat toko plastik jika kita tidak yakin aman untuk anak kita. Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia atau disingkat AIMI menjual botol kaca untuk menyimpan asi yang dapat kita pesan dan diantar langsung ke alamat rumah kita melalui nomor telepon 021-72790165 atau 021-72787243. Jika kita sulit untuk mendapatkan keduanya kita bisa gunakan botol kaca kecil yang telah disterilkan (dicuci dan direbus dalam air mendidih) terlebih dahulu.
Menabung ASI di dalam freezer lemari es sangat berguna tatkala kita krisis atau kekurangan asi dalam payudara ibu. Berfungsi juga ketika sang ibunda bekerja dan telah habis masa cuti hamil maka asi yang berhasil ditabung selama libur cuti hamil bulanan bisa digunakan untuk mengasi bayi kita setelah dipanaskan terlebih dahulu botol yang awet membeku tadi dan disesuaikan suhunya agar bayi mau minum asi yang diawetkan tadi. ASI yang disimpan dalam kebekuan kulkas bisa bertahan/tahan kurang lebih tiga bulan lamanya. Yang perlu diperhatikan adalah kadang bayi tidak mau minum ASI yang sudah masuk freezer, mungkin ini karena pengaruh bahan-bahan lain yang disimpan di freezer misalnya daging dll, walaupun zat di dalam ASI-nya mungkin tetep sama tapi baunya mungkin sudah beda. Jadi mungkin sebaiknya ada kulkas tersendiri untuk penyimpanan ASI. Jika kondisi keuangan terbatas bisa juga dengan menggunakan penetral bau untuk kulkas. Bisa ditemukan di supermarket dengan harga yang relatif murah, biasanya untuk pemakaian jangka waktu 6 bulan. Selamat mencoba!

Protokol Penyimpanan ASI di Rumah untuk Bayi Cukup Bulan (The Academy of Breastfeeding Medicine)

Artikel ini merupakan terjemahan dari ABM Protocols yang dipersembahkan untuk para working mom yang tetap mau memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan pertama untuk bayinya. Jadi tidak asal simpan tapi banyak hal-hal yang perlu diperhatikan.

Tempat Penyimpanan

  1. Untuk penyimpanan dalam jangka panjang, lebih disarankan menggunakan wadah yang kokoh, seperti botol/toples plastic keras atau kaca. Wadah ini harus mempunyai tutup yang kuat sehingga kedap udara.
  2. Kantong plastic (plastic bag) secara khusus hanya dirancang untuk penyimpanan dalam waktu yang singkat (kurang dari 72 jam). Jadi pemakaian kantong plastic tidak disarankan untuk penyimpanan jangka panjang, karena bisa tumpah, bocor, atau lebih mudah terkontaminasi daripada wadah yang kokoh/keras, lagipula komponen ASI yang penting dapat menempel pada plastic yang lunak dan bisa hilang.

Petunjuk Umum

  1. Cucilah tangan sebelum memerah.
  2. Gunakan wadah dan alat pompa yang sudah dicuci dengan sabun, dibilas dan dipanaskan. Jika ada, bisa dicuci di dishwasher, karena dishwasher dilengkapi dengan pemanas air sehingga akan lebih bersih. Jika tidak ada dishwasher, disarankan merebus wadah setelah pencucian. Merebus terutama disarankan pada daerah dimana persediaan air tidak terjamin kebersihannya.
  3. Simpan dalam porsi kecil untuk meminimalkan ASI yang terbuang. Simpanlah dalam takaran 60 ml dan bila bayi masih lapar dapat ditambah dengan porsi kedua supaya ASI yang tidak habis tidak terbuang percuma.
  4. Simpanlah juga dalam porsi yang lebih kecil misalnya 30 – 60 ml untuk tambahan atau untuk situasi yang tidak diharapkan. Susu dalam jumlah sedikit dapat membuat bayi tetap merasa senang sampai ibunya datang untuk menyusui secara langsung.
  5. Susu yang didapat dari perahan di kantor dapat ditambahkan ke ASI yang telah ditaruh di kulkas pada hari yang sama dengan syarat sebelumnya dimasukkan ke kulkas dulu selama minimal 1 jam. Jadi setelah suhunya diperkirakan sama, baru bisa dicampur, tapi dengan syarat di hari yang sama. Jangan mencampur dengan ASI yang diperah hari sebelumnya.
  6. Jangan mencampur ASI yang baru diperah (masih hangat) dengan ASI yang sudah dibekukan karena akan mencairkan ASI yang telah beku tersebut.
  7. Tempelkan label pada wadah ASI dan tuliskan informasi dengan jelas tanggal ASI diperah, dan pisahkan dengan ASI dari hari atau tanggal yang berbeda.
  8. Jangan isi penuh wadah, sisakan ruang kosong karena saat membeku ASI biasanya memuai.
  9. Jangan heran bila komponen ASI memisah selama disimpan karena memang ASI tidak homogen. Bagian krimnya akan naik ke atas dan kelihatan lebih kental dan putih. Sebelum diberikan, goyang-goyangkan wadah ASI secara lembut agar komponen ASI menyatu kembali. Tapi jangan kocok kuat-kuat.
  10. Warna ASI dapat bervariasi dari hari ke hari tergantung dari makanan yang Ibu makan. Bisa agak kebiruan, kekuningan atau kecoklatan. ASI yang dibekukan juga baunya akan beda dengan ASI yang masih segar. Tidak ada alasan untuk tidak menggunakan ASI bila bayi dapat menerimanya.

Panduan Menyimpan ASI

  1. ASI dapat disimpan pada suhu ruang (≤ 25 C) selama 6 – 8 jam. Suhu ruang yang > 25C tidak dapat disamakan keamanannya dengan penyimpanan pada suhu ruang ≤ 25 C. Wadah harus ditutup dan dijaga sedinign mungkin; menutup wadah dengan kain dingin dapat menjaganya lebih dingin.
  2. ASI dapat disimpan dalam tas pendingin (cooler bag) tertutup dengan ice pack selama 24 jam.
  3. ASI aman ditaruh di kulkas hingga 5 hari. Simpanlah ASI di bagian belakang bagian utama kulkas, karena suhu disanalah yang paling dingin.
  4. Jenis freezer tempat ASI disimpan sanag menentukan lama ASI beku dapat disimpan. Secara umum, simpanlah ASI di bagian belakang freezer dimana suhu paling konstan.
    1. Bila freezer menjadi satu dengan kulkas (kulkas 1 pintu) dengan suhu -15C, maka ASI dapat bertahan selama 2 minggu
    2. Bila freezer berbeda pintu dengan kulkas bawah (kulkas 2 pintu) dengan suhu -18C, maka ASI dapat bertahan 3 – 6 bulan.
    3. Bila menggunakan freezer khusus seperti chest freezer atau upright manual defrost deep freezer yang jarang dibuka dengn suhu -20C, maka ASI dapat bertahan 6 – 12 bulan.
  5. Pandun diatas hanya berlaku untuk bayi cukup bulan yang sehat; panduan akan berbeda lagi untuk bayi prematur, sakit, atau dirawat.

Thawing (Mencairkan susu yang beku) atau Menghangatkan Susu

  1. Gunakan ASI yang lebih lama terlebih dahulu.
  2. Bayi boleh diberi ASI dalam keadaan dingin, setara dengan suhu ruang, atau dihangatkan.
  3. Thaw ASI dengan meletakkannya pada kulkas semalam sebelum akan digunakan atau hangatkan dengan menaruhnya pada wadah berisi air hangat.
  4. Jangan sampai batas air hangat rendaman di mangkok menyentuh bibir wadah ASI.
  5. ASI dapat disimpan di kulkas selama 24 jam setelah di-thawed.
  6. Jangan pernah gunakan microwave oven atau kompor untuk memanaskan susu, karena dapat meletup dan dapat merusak antibodi dalam ASI.
  7. Goyang-goyang wadah ASI untuk mencampur kembali krim yang memisah, dan untuk menyebarkan hangatnya. Jangan diaduk.
  8. ASI yang tertinggal di wadah setelah diberikan ke bayi harus dibuang dan jangan dipakai lagi.
  9. Seperti halnya semua makanan, jangan membekukan kembali ASI setelah dihangatkan.

Seputar Penyimpanan ASI

BERAPA LAMA ASI HASIL POMPA/PERAS BISA DISIMPAN PADA SUHU RUANG?

Jika ruangan tidak ber-AC, disarankan tidak lebih dari 4 jam
Jika ruangan ber-AC, bisa sampai 6 jam

catatan: suhu di atas harus stabil, misalnya ruangan
ber-AC, tidak mati sama sekali selama botol ASI ada di dalamnya.

BERAPA LAMA ASI HASIL POMPA/PERAS BISA DISIMPAN PADA SUHU LEMARI ES?

Jika Ibu mengetahui bahwa dalam 4 jam ke depan ASI hasil pompa/peras tidak akan diberikan pada bayi, maka segeralah simpan di lemari es. ASI ini bias bertahan sampai 8 (delapan) hari dalam suhu lemari es, jika ditempatkandalam compartment yang terpisah dari bahan makanan lain yg ada di lemari es tsb.Jika lemari es Ibu kebetulan tidak memiliki compartment terpisah untuk menyimpan botol ASI hasil pompa/perasan, maka sebaiknya ASI tersebut jangan disimpan lebih dari 3 x 24 jam.Ibu juga dapat "membuat" compartment terpisah dengan cara menempatkan botol ASI dalam container plastik yang tentunya dibersihkan terlebih dahulu dengan baik.

BERAPA LAMA ASI HASIL POMPA/PERAS BISA DISIMPAN PADA SUHU FREEZER?

ASI hasil pompa/perasan dapat disimpan dalam freezer biasa sampai 3(bulan) lamanya. Namun Ibu jangan menyimpan ASI ini di bagian pintu freezer, karena bagian ini yang mengalami perubahan dan variasi suhu udara terbesar.Jika Ibu kebetulan memiliki freezer penyimpan daging yang terpisah(biasanya disebut deep freezer) yang umumnya memiliki suhu lebih rendah dari freezer biasa, maka ASI hasil pompa/perasan bahkan dapat disimpan sampai dengan 6 (enam) bulan di dalamnya.

BAGAIMANA CARA MENYIMPAN ASI HASIL POMPA/PERASAN YANG BAIK?

1. Simpan ASI dalam botol yang telah disterilkan terlebih dahulu. Botol yang paling baik sebetulnya adalah yang terbuat dari gelas/beling,namun jika terpaksa menggunakan botol plastik, pastikanlah bahwa plastiknya cukup kuat (tidak meleleh jika direndam dalam air panas)

2. Jangan pakai botol susu yang berwarna / bergambar, karena ada kemungkinan catnya meleleh jika terkena panas

3. Jangan lupa bubuhkan label setiap kali Ibu akan menyimpan botol ASI,dengan mencantumkan tanggal dan jam ASI dipompa/peras

4. Simpan ASI di dalam botol yang tertutup rapat (jangan ditutup dengan dot,karena masih ada peluang untuk berinteraksi dengan udara)

5. Jika dalam satu hari Ibu memompa/memeras ASI beberapa kali, bisa saja Ibu menggabungkan hasil pompa/perasan tsb dalam botol yang sama,dengan catatan bahwa suhu tempat botol disimpan stabil,antara 0 s/d 15 derajat Celcius). Penggabungan hasil simpanan ini bisa dilakukan asalkan jangka waktu pemompaan/pemerasan pertama s/d terakhir tidak lebih dari 24 jam

BAGAIMANA CARA PEMBERIAN ASI YANG SUDAH DIDINGINKAN KEPADA BAYI?

1. Panaskan ASI dengan cara:
(a) membiarkan botol dialiri air panas (bukan mendidih) yang keluar dari keran ATAU
(b) merendam botol di dalam baskom / mangkuk yang berisi air panas (bukan mendidih)

2. Jangan sekali-sekali memanaskan botol dengan cara mendidihkannya dalam panci, menggunakan microwave atau alat pemanas lainnya (kecuali yang memang di-design untuk memanaskan botol berisi simpanan ASI)

3. Ibu tentunya mengetahui berapa banyak bayi Ibu biasanya sekali meminum ASI. Sesuaikanlah jumlah susu yang dipanaskan dengan kebiasaan tsb.Misalnya dalam satu botol Ibu menyimpan sebanyak 180 cc ASI tetapi bayi Ibu biasanya hanya meminum 80, jangan langsung dipanaskan semua. INGATbahwa susu yang sudah dipanaskan tidak bisa disimpan lagi!

BAGAIMANA MENGETAHUI APAKAH ASI YANG DISIMPAN SUDAH BASI?

Sebenarnya jika Ibu mengikuti pedoman pemompaan/pemerasan ASI dan penyimpanan yang baik, ASI tidak akan mungkin basi. Kadang memang setelah disimpan / didinginkan akan terjadi perubahan warna dan rasa, tapi itu tidak menandakan bahwa ASI sudah basi. Asalkan Ibu berada dalam keadaan bersih ketika memompa/memeras, menyimpan ASI dalam botol yang steril & tertutup rapat, dalam jangka waktu yang dijabarkan seperti di atas dan saat memanaskan juga mengikuti petunjuk, mudah-mudahan ASI Ibu terjaga dalam kondisi yang baik.Dibandingkan susu formula, ASI lebih tahan lama.

Orang Tua Bekerja pun Bisa Sukses Memberi ASI Eksklusif

Siapa bilang orang tua yang bekerja di luar rumah tidak bisa memberikan ASI Eksklusif pada anaknya? Pasti bisa, jika memiliki pengetahuan dan dukungan yang cukup dalam manajemen laktasi. Ya, pengetahuan dan dukungan diperlukan agar proses pemberian ASI Eksklusif pada bayi yang kedua orang tuanya bekerja tidak memiliki hambatan yang berarti. Oleh karena itu, penting sekali untuk mendapatkan pengetahuan dan dukungan ASI Eksklusif dari lingkungan keluarga hingga lingkungan pekerjaan sejak sebelum melahirkan.

Mengapa saya gunakan kata orang tua, bukan ibu? Padahal yang memproduksi ASI kan ibu? Karena proses pemberian ASI tidak hanya melibatkan ibu dan bayi saja. Ayah memiliki peranan penting dalam mensukseskan pemberian ASI. Apa peranan ayah? Yang pertama tentu memberi dukungan penuh pada istrinya memberikan ASI Eksklusif pada bayi mereka. Yang kedua melindungi istri dan bayi, jika ada pihak yang kontra terhadap pemberian ASI. Yang ketiga, bersama-sama istri merawat dan mengasuh bayi.

Keterlibatan ayah dalam pemberian ASI, akan meningkatkan kepercayaan diri ibu dan lingkungan. Dengan demikian, ibu akan terhindar dari rasa tidak percaya diri, kuatir, gelisah yang dapat mengakibatkan turunnya produksi hormon oksitosin. Hormon oksitosin merupakan hormon penting untuk pengaliran ASI. Turunnya produksi hormon ini dapat berakibat pada turunnya produksi ASI akibat pengaliran ASI yang kurang lancar.

***

Saat ini, sudah banyak orang tua yang berhasil memberikan bayi mereka ASI Eksklusif, meskipun kedua orang tua bekerja. Bahkan banyak pula yang mampu meneruskan menyusui hingga anaknya berusia dua tahun atau lebih. Semua itu mungkin dilakukan jika ibu mendapatkan informasi yang benar mengenai pemberian ASI maupun penggantinya (susu formula, dan berbagai jenis cairan lain) sejak masa kehamilannya.

Dengan mendapatkan informasi yang benar, manfaat dan risikonya, maka ibu dan ayah dapat memilih akan memberikan nutrisi apa pada anaknya dengan kesiapan untuk menanggung risikonya. Sebagian besar orang tua (ibu dan ayah) yang gagal memberikan ASI pada anaknya adalah karena ketidak tahuan bahwa pengganti ASI memiliki berbagai macam risiko kesehatan yang cukup tinggi bagi anaknya, saat ini hingga ia dewasa kelak.

Oleh karena itu, pengetahuan dasar yang perlu diketahui oleh orang tua adalah apa manfaat ASI? Manfaat ASI banyak sekali, dan tidak ada efek samping yang buruk sama sekali. Meskipun ibunya sedang sakit. Atau bayinya sedang sakit. ASI akan mempercepat kesembuhan ibu maupun bayi. Dan, masih banyak manfaat ASI lainnya.

***

Jadi, apa sih yang perlu dipersiapkan orang tua yang bekerja agar anak-anaknya bisa mendapatkan ASI Eksklusif?
Kuatkan NIAT! Pahami alasan-alasan mengapa harus tetap memberikan ASI. Yakinkan diri dan lingkungan terhadap manfaat-manfaatnya, terutama untuk kesehatan ibu dan bayi, serta menjaga “bonding” ibu dan bayi, meskipun ibu harus bekerja.
Bulatkan TEKAD! Siapa saja yang perlu membulatkan tekad? Ayah dan ibu harus satu kata. Setelah itu apa? PERCAYA DIRI! Caranya bagaimana? Dengan mengikuti edukasi atau mencari informasi yang sebenar-benarnya, dan mencari atau membentuk dukungan untuk memberikan ASI Eksklusif.

Apabila rasa PERCAYA DIRI untuk menyusui sudah kuat, maka langkah kedua adalah memantapkan KOMITMEN! Jika sudah berkomitmen kuat, maka pastikan langkah ketiga ini Anda lakukan: MULAI DENGAN BENAR.

Bagaimana memulai dengan benar?
1) Inisiasi menyusu Dini (IMD),
2) Rawat Gabung 24 jam,
3) Hanya ASI saja, dan
4) yang terpenting susuilah dengan SEPENUH HATI!

Nah, jika pemahaman sudah sampai tahap ini, maka bagi orang tua yang bekerja perlu mempersiapkan segala sesuatunya, agar ketika ibu mulai masuk bekerja sudah memiliki stok ASI Perah (ASIP), sudah memiliki kemampuan manajemen laktasi yang baik, sudah memiliki pengasuh yang handal dan dapat dipercaya untuk mengasuh dan memberikan ASIP.

Apa saja persiapan yang perlu dilakukan?

Persiapan saat hamil

  • Rencanakan porsi cuti melahirkan lebih lama ketika bayi sudah lahir.
  • Beritahukan rencana Anda untuk tetap memberikan ASI ketika sudah kembali bekerja.
  • Periksa juga apakah ada ruangan yang bisa digunakan untuk memerah ASI.
  • Mintalah dukungan pada rekan-rekan kantor, atasan, dan juga serikat pekerja yang ada.
  • Bergabunglah dengan organisasi/kelompok pendukung ibu-ibu ASI.
  • Belajarlah cara memerah ASI dengan tangan, atau mulai mencari breastpump (pompa ASI) yang sesuai.
  • Pertimbangkan pilihan cara/pekerjaan yang dapat mensukseskan pemberian ASI. Mulai dari pilihan jenis pekerjaan (jika ada) paruh waktu atau penuh waktu.
  • Kemudian pilihan cara pengantaran ASIP, apakah dibawa oleh Anda sendiri ketika pulang kerja, atau menggunakan jasa pengantaran ASIP untuk dikirim ke rumah.
  • Mantapkan komitmen Anda untuk terus memberikan ASI pada sang buah hati, walaupun harus kembali bekerja.

Persiapan setelah melahirkan

  • IMD secara langsung minimal 1 jam setelah kelahiran.
  • Perbanyak kontak kulit dengan bayi.
  • Istirahat yang cukup, relaks, dan fokuskan diri Anda untuk memantapkan kegiatan menyusui.
  • Tingkatkan pasokan ASI Anda denganmenyusui bayi sesuai dengan pemintaan.
  • Perah ASI di sela-sela setelah menyusui.
  • Hindari pemberian ASIP menggunakan dot, karena berisiko terkena gejala “bingung puting”.
  • Belajar untuk memberikan ASIP kepada bayi dengan menggunakan metode selain dot: cangkir, pipet, sendok kecil, dsb.
  • Pilih dan latih pengasuh bayi yang juga mendukung pemberian ASI.
  • Mantapkan teknik memerah ASI dengan tangan, atau menggunakan pompa ASI.
  • Mulai menabung ASIP 1 bulan sebelum mulai masuk kerja. Simpan ASIP sesuai dengan tata cara yang benar.
  • Konfirmasikan kembali dengan pihak kantor / atasan anda mengenai rencana Anda untuk tetap memberikan ASI. Serta informasikan jadwal dan lokasi Anda akan memerah ASI.
  • Jika memungkinkan, gunakan 1 hari untuk uji coba meninggalkan bayi di rumah dengan pengasuh, dan Anda melakukan aktifitas perjalanan dari rumah ke kantor dan sebaliknya . Serta aktifitas memerah dan menyimpan ASIP di tempat kerja.

Persiapan ketika sudah kembali bekerja

  • Pertimbangkan untuk kembali bekerja pada hari Kamis, agar lebih mudah bagi Anda dan bayi untuk menyesuaikan ritme baru, karena hari sabtu sudah bisa bersama lagi.
  • Persiapkan segala kebuthan esok hari, pada malam hari sebelumnya.
  • Susui bayi Anda sebelum berangkat ke kantor.
  • Usahakan agar perpisahan dan pertemuan kembali dengan bayi dilaksanakan dalam suasana gembira.

Ketika berada di kantor:

  • Perah atau pompa ASI sesuai jadwal menyusu bayi Anda atau minimal dalam rentang waktu 3 jam.
  • Perah atau pompa ASI secara teratur sesuai dengan jadwal dan sebelum payudara Anda terasa penuh.
  • Gunakan cara yang benar untuk menyimpan dan mengangkut ASIP.
  • Pastikan bahwa pengasuh bayi Anda mengeri tata cara pemberian ASIP yang benar.
  • Minta kepada pengasuh bayi Anda untuk tidak memberikan ASIP ketika anda sudah dekat rumah.
  • Susuilah bayi Anda ketika sudah kembali pulang, pada malam hari, di akhir pekan dan setiap saat Anda sedang bersama bayi.
  • Minta dukungan sesama rekan kantor dalam upaya anda untuk terus memberikan ASI.
  • Carilah sesama ibu bekerja yang juga menyusui untuk saling tukar pendapat pengalamam dan saling mendukung.

Pelaksanaan langkah-langkah itu memang tak semudah membacanya. Tapi percayalah, dengan bekal rasa cinta terhadap anak-anak Anda, Anda akan mampu melewati tahap demi tahap, langkah demi langkah. Semua itu demi memberikan bekal yang menjadi pondasi anak-anak Anda untuk tumbuh menjadi manusia utuh dan seperti harapan sebagian besar orang tua, anak harus lebih baik dari orang tuanya.

***

Sekarang Anda sudah mendapatkan berbagai informasi dan langkah-langkah apa yang harus Anda berdua (dengan suami/istri) lakukan. Saatnya memantapkan KOMITMEN, bahwa HANYA ASI saja nutrisi terbaik untuk bayi 0-6 bulan, dan setelah bayi Anda berusia di atas 6 bulan TETAP BERIKAN ASI tanpa campuran susu lainnya dan tambahkan Makanan Pendamping ASI buatan rumah.

Semoga Anda dan pasangan Anda bisa satu kata, satu asa, dan satu langkah dalam memberikan asupan gizi bagi anak-anak Anda. Selamat berjuang wahai orang tua yang mencintai anak-anaknya.

***

Sumber:
Materi Kelas Edukasi AIMI – Breastfeeding Tips for Working Mothers, 2010

Panduan memberi ASI Eksklusif

Ini dari tabloid Nakita online, sebuah panduan sederhana namun cukup membantu bagi Anda yang bekerja, dan perlu memerah ASI baik di rumah maupun di tempat kerja. Bagi Anda yang sibuk bekerja, tidak mustahil kok tetap memberi ASI Eksklusif bagi bayi Anda! Yang penting, niatnya memang sudah bulat, dan 'siap' untuk melakukan hal-hal berikut ini. Menurut web-nya, teknik ini sepengetahuan ahli laktasi dr. Utami Roesli, SpA., MBA., CIMI., IBCLC, Ketua Yayasan Sentra Laktasi Indonesia.

  1. Letakkan ibu jari di atas kalang payudara dan jari telunjuk serta jari tengah di bawah sekitar 2,5 ­3,8 cm di belakang puting susu membentuk huruf C. Anggaplah payudara sebagai jam, maka posisi/arah ibu jari berada pada jam 12, dua jari lain berada di posisi jam 6. Ibu jari dan jari telunjuk serta jari tengah saling berhadapan. Jari-jari diletakkan sedemikian rupa sehingga "gudang" ASI berada di bawahnya.
  2. Tekan lembut ke arah dada tanpa memindahkan posisi jari-jari tadi. Payudara yang besar dianjurkan untuk diangkat lebih dulu. Kemudian ditekan ke arah dada.
  3. Buatlah gerakan menggulung (roll) dengan arah ibu jari dan jari-jari ke depan untuk memerah ASI keluar dari gudang ASI yang terdapat di bawah kalang payudara di belakang puting susu. Jangan menggesekkan ibu jari dan jari-jari pada kulit karena akan menimbulkan rasa sakit atau nyeri.
  4. Ulangi gerakan-gerakan tersebut (1,2,3) sampai aliran ASI berkurang. Kemudian pindahkan lokasi ibu jari ke arah jam 11 dan jari-jari ke arah jam 5, lakukan kembali gerakan memerah seperti tadi.
  5. Lakukan pada kedua payudara secara bergantian. Begitu tampak ASI memancar dari puting susu, itu berarti gerakan tersebut sudah benar dan berhasil menekan gudang ASI. Jangan lupa untuk meletakkan cangkir bermulut lebar yang sudah disterilkan di bawah payudara yang diperah.

Seluruh prosedur persiapan dan pemerahan dengan tangan membutuhkan waktu sekitar 20-30 menit, meliputi:

- Massage, stroke, dan shake.
- Perah kedua payudara selama 5-7 menit tiap payudara.
- Massage, stroke dan shake.
- Perah kedua payudara selama 3-7 menit tiap payudara.
- Massage, stroke dan shake.
- Perah kedua payudara selama 2-3 menit tiap payudara.

Sebagai catatan, waktu yang dibutuhkan untuk memerah ASI di atas hanyalah patokan saja. Bila pasokan ASI sudah baik/banyak, patokan tersebut dapat diabaikan karena patokan waktu ini bermanfaat bila ASI hanya keluar sedikit atau bahkan belum keluar sama sekali. Yang justru harus diperhatikan adalah aliran ASI. Bila mulai berkurang alirannya segera ganti dengan memerah payudara berikutnya.

- Hilman Hilmansyah. Ilustrasi Dok. NAKITA

Selengkapnya, silakan buka web-nya Nakita disini. Disana dilengkapi juga dengan ilustrasi proses memerahnya. Selain mengenai memerah ASI, masih banyak materi yang mungkin membantu Anda yang berniat mempraktekkan ASI Eksklusif untuk buah hati Anda. Selamat menikmati!

Tips Memberikan ASI Eksklusif Untuk Wanita Karir

Ikatan dokter menjelaskan bahwa ASI diberikan kepada bayi karena banyak manfaat dan kelebihannya, antara lain: Menurunkan risiko terjadinya penyakit infeksi, misalnya infeksi pada saluran pencernaan (diare), infeksi pada saluran pernafasan, dan infeksi pada telinga. Menurunkan dan mencegah terjadinya penyakit non infeksi, misalnya penyakit alergi, obesitas, kurang gizi, asma, dan eksim. Selain itu dapat meningkatkan IQ dan EQ anak.

Apakah ASI Eksklusif itu?
Ikatan dokter menerangkan bahwa Yang dimaksud dengan ASI Eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja selama 6 bulan, tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, dll, serta tanpa tambahan makanan padat ASI dapat diberikan sampai anak berusia 2 tahun atau lebih.

ASI Eksklusif Untuk Wanita Karir
Walaupun ibu bekerja dan tempat bekerja jauh dari rumah, ibu tetap dapat memberikan ASI kepada bayinya. Berikan ASI secara eksklusif dan sesering mungkin selama ibu cuti melahirkan. Jangan memberikan makanan lain sebelum bayi benar benar sudah membutuhkannya. Jangan memberi ASI melalui botol, berikan melalui cangkir atau sendok yang mulai dilatih 1 minggu sebelum ibu mulai bekerja.

Ikatan dokter menganjurkan bahwa Ibu sudah harus belajar cara memerah ASI segera setelah bayi lahir. Sebelum pergi bekerja ASI dikeluarkan dan dititipkan pada pengasuh bayi untuk diberikan kepada bayi. Sediakan waktu yang cukup dan suasana yang tenang agar ibu dapat dengan santai mengeluarkan ASI. ASI dikeluarkan sebanyak mungkin dan ditampung di cangkir atau gelas yang bersih. Walaupun jumlah ASI hanya sedikit tetap sangat berguna bagi bayi. Tinggalkan sekitar ½ cangkir penuh (100 ml) untuk sekali minum bayi saat ibu keluar rumah. Tutup cangkir yang berisi ASI dengan kain bersih, simpan di tempat yang paling sejuk dirumah, di lemari es, atau ditempat yang aman, agak gelap dan bersih. ASI jangan dimasak atau dipanaskan, karena panas akan merusak bahanbahan anti infeksi yang terkandung dalam ASI. Setelah ASI diperah bayi tetap disusui untuk mendapatkan ASI akhir (hindmilk), karena pengisapan oleh bayi akan lebih baik daripada pengeluaran ASI dengan cara diperah. Di tempat bekerja, ibu dapat memerah ASI 2-3 kali (setiap 3 jam). Simpan ASI di lemaari es dan dibawa pulang dengan termos es saat ibu selesai bekerja. Kegiatan menyusui dapat dilanjutkan pada malam hari, pagi hari sebelum berangkat, dan waktu luang ibu. Keadaan ini akan membantu produksi ASI tetap tinggi.

Berapa lama ASI dapat disimpan?
Ikatan dokter menerangkan bahwa Di dalam ruangan dengan suhu 27-32 °C kolostrum dapat disimpan selama 12 jam, sedangkan ASI pada suhu 19-25 °C dapat tahan selama 4-8 jam. Bila ASI disimpan di dalam lemari es pada suhu 0-4 °C akan tahan selama 1-2 hari. Penyimpanan di dalam lemari pembeku (freezer) di dalam lemari es 1 pintu ASI tahan selama 2 bulan, sedangkan dalam freezer di lemari es 2 pintu (pintu freezer terpisah) tahan selama 3-4 bulan. Tempat menyimpan ASI sebaiknya dari plastik polietylen, atau gelas kaca.
Pada akhirnya dapat disimpulkan bahwa pemberian ASI Eksklusif pada bayi sangat bermanfaat karena ASI mengandung banyak zat gizi dan antibodi yang sangat diperlukan untuk tumbuh dan kembang bayi.

Tips Agar sukses Dalam Memberikan ASI Eksklusif

Tips-tips Agar Sukses Dalam Memberikan ASI Ekslusif





  • Tumbuhkan rasa percaya diri dan yakin bisa menyusui.
  • Usahakan mengurangi sumber rasa sakit dan kecemasan.
  • Kembangkan pikiran dan perasaan terhadap bayi.
  • Untuk wanita menyusui yang bekerja, berikut beberapa tips ASI :

    1. Peras/pompalah ASI setiap 3-4 jam sekali secara teratur. Ini perlu dilakukan agar produksi ASI tetap terjaga.
    2. Pilih waktu dimana payudara dalam keadaan yang paling penuh terisi, pada umumnya terjadi di pagi hari.
    3. Semua peralatan yang akan digunakan telah disterilkan terlebih dahulu. Breast pump sebaiknya dibersihkan segera setelah digunakan agar sisa susu tidak mengering dan menjadi sulit dibersihkan.
    4. Pilih tempat yang tenang dan nyaman pada saat memerah susu, tempat yang ideal seharusnya dimana ibu tidak terganggu oleh suara bel pintu atau telepon masuk. Di tempat kerja, mungkin bisa di meeting room yg kosong, toilet, dan lain-lain.
    5. Cuci tangan dengan sabun sedangkan payudara dibersihkan dengan air.
    • Sebelum memulai, minumlah segelas air atau cairan lainnya, misalnya: susu, juice, decaffeinated tea/coffee, atau sup, disarankan minuman hangat agar membantu menstimulasi payudara
    • Saat memerah ASI, Ibu harus dalam kondisi yang santai (relax). Kondisi psikologis ibu menyusui sangat menentukan keberhasilan ASI eksklusif. Menurut hasil penelitian, > 80% lebih kegagalan ibu menyusui dalam memberikan ASI eksklusif adalah faktor psikologis ibu menyusui. Saat ibu memeras ASI, jangan tegang dan jangan ditargetkan berapa banyak ASI yg harus keluar.
    • Lakukan perawatan payudara : Massage/pemijatan payudara dan kompres air hangat & air dingin bergantian.
    • ika ada masalah dalam ASI, jangan ragu untuk menghubungi atau konsultasi Klinik Laktasi.

    Lama penyimpanan ASI setelah diperah :

    • Jika ruangan tidak ber-AC, tidak lebih dari 4 jam.
    • Ruangan ber-AC, bisa sampai 6 jam.
    • Perlu diingat suhu ruangan tersebut harus stabil. Misalnya ruangan ber-AC, tidak mati sama sekali selama botol ASI ada di dalamnya.
    • Segera simpan ASI di lemari es setelah diperah. ASI ini bisa bertahan sampai delapan hari dalam suhu lemari es. Syaratnya, ASI ditempatkan dalam ruangan terpisah dari bahan makanan lain yang ada di lemari es tersebut.
    • Jika lemari es tidak memiliki ruangan terpisah untuk menyimpan botol ASI hasil pompa, maka sebaiknya ASI tersebut jangan disimpan lebih dari 3 x 24 jam.
    • Dapat juga membuat ruangan terpisah dengan cara menempatkan botol ASI dalam container plastik yang tentunya dibersihkan terlebih dahulu dengan baik.
    • ASI hasil pompa dapat disimpan dalam freezer biasa sampai tiga bulan. Namun jangan menyimpan ASI ini di bagian pintu freezer, karena bagian ini yang mengalami perubahan dan variasi suhu udara terbesar. Jika kebetulan memiliki freezer penyimpan daging yang terpisah atau deep freezer yang umumnya memiliki suhu lebih rendah dari freezer biasa, maka ASI hasil pompa/perasan bahkan dapat disimpan sampai dengan enam bulan di dalamnya.

    Cara menyimpan ASI hasil pompa atau perasan

    • Simpan ASI dalam botol yang telah disterilkan terlebih dahulu
    • Botol yang paling baik sebetulnya adalah yang terbuat dari gelas atau kaca.
    • Jika terpaksa menggunakan botol plastik, pastikan plastiknya cukup kuat (tidak meleleh jika direndam dalam air panas).
    • Jangan pakai botol susu berwarna atau bergambar, karena ada kemungkinan catnya meleleh jika terkena panas.
    • Jangan lupa bubuhkan label setiap kali Ibu akan menyimpan botol ASI, dengan mencantumkan tanggal dan jam ASI dipompa atau diperas.
    • Simpan ASI di dalam botol yang tertutup rapat, jangan ditutup dengan dot. Karena masih ada peluang untuk berinteraksi dengan udara.
    • Jika dalam satu hari Ibu memompa atau memeras ASI beberapa kali, bisa saja Asi itu digabungkan dalam botol yang sama. Syaratnya, suhu tempat botol disimpan stabil, antara 0 s/d 15 derajat Celcius.
    • Penggabungan hasil simpanan ini bisa dilakukan asalkan jangka waktu pemompaan/pemerasan pertama s/d terakhir tidak lebih dari 24 jam.

    Cara memberikan ASI yang sudah didinginkan pada bayi?

    • Panaskan ASI dengan cara membiarkan botol dialiri air panas yang bukan mendidih yang keluar dari keran
    • Atau merendam botol di dalam baskom atau mangkuk yang berisi air panas atau bukan mendidih
    • Jangan sekali-sekali memanaskan botol dengan cara mendidihkannya dalam panci, menggunakan microwave atau alat pemanas lainnya, kecuali yang memang didesain untuk memanaskan botol berisi simpanan ASI
    • Ibu tentunya mengetahui berapa banyak bayi Ibu biasanya sekali meminum ASI. Sesuaikanlah jumlah susu yang dipanaskan dengan kebiasaan tsb. Misalnya dalam satu botol Ibu menyimpan sebanyak 180 cc ASI tetapi bayi Ibu biasanya hanya meminum 80, jangan langsung dipanaskan semua.
    • Ingat susu yang sudah dipanaskan tidak bisa disimpan lagi!

    Jika mengikuti pedoman pemompaan/pemerasan ASI dan penyimpanan yang baik, ASI tidak akan mungkin basi. Terkadang memang setelah disimpan atau didinginkan akan terjadi perubahan warna dan rasa, tapi itu tidak menandakan bahwa ASI sudah basi. Kemungkinan yang terjadi adalah berkurangnya khasiat ASI, terutama zat yang membantu pembentukan daya imun bayi.

    Tdak sulit untuk memberikan ASI ekslusif selama 6 bulan kepada bayi Anda. Waktu 6 bulan hanya sebentar, setelah itu barulah bayi diberikan Makanan Pendamping ASI (MPASI). Jadi mulailah dari sekarang untuk memberikan bayi Anda, ASI secara ekslusif karena ASI merupakan investasi bagi pertumbuhan bayi.

    Kiat Memberi ASI Eksklusif Pasca Cuti Melahirkan

    Masa cuti berakhir. Padahal masa pemberian ASI eksklusif pada bayi belum berakhir. Bisakah ASI Eksklusif dilanjutkan? Mia resah. Bayinya baru berusia 3 bulan, masih dalam masa pemberian ASI Eksklusif sampai buah hatinya berusia 6 bulan, namun masa cuti kerjanya sudah berakhir. “Bagaimana melanjutkan ASI eksklusifnya. Masa sih harus dicampur dengan susu formula. Sayang kan?”

    Benar! Alangkah sayangnya dan ruginya jika pemberian air susu ibu (ASI) eksklusif sampai gagal. Pernahkah melihat bayi macan diberi makan daging? Atau, bayi kambing atau sapi, makan rumput? Sebelum usianya cukup, semua bayi mamalia makan air susu, termasuk bayi manusia.

    Usia cukup bagi bayi manusia untuk mendapat makanan lain selain air susu ibu adalah setelah 6 bulan. Dari usia 0 hingga 6 bulan bayi harus mendapat ASI eksklusif, yakni pemberian ASI murni tanpa bayi diberi tambahan lain seperti cairan air putih, teh, madu, buah-buahan, maupun makanan tambahan seperti bubur susu atau bubur saring dsb., sampai usia bayi 6 bulan, menurut hasil penelitian, positif membuat bayi mendapat nutrisi terbaik; meningkat daya tahan tubuhnya, meningkat kecerdasannya, dan meningkat jalinan kasih
    (bonding) dengan bunda (dan ayah).

    Sayangnya, seperti Mia yang bekerja, juga Mia-Mia yang lain, masa cuti melahirkan hanya 3 atau 4 bulan saja. Masih ada ada 2 – 3 bulan lagi untuk memberikan ASI Eksklusif. Itu memang dilema. Bagaimana melanjutkan pemberian ASI eksklusif atau hanya malam hari memberi ASI, siang dengan susu formula?

    Beri ASI Perah

    Namun, Dr. Utami Roesli SpA, MBA.IBCLC, pakar ASI, meyakinkan bahwa setelah masa cuti berakhir, ibu masih bisa memberikan ASI eksklusif. “Rugi sekali jika ibu hentikan. Sebab, usus bayi usia 3 bulan belum siap mencerna makanan selain air susu ibu. Selain itu. ASI merupakan sumber gizi ideal dengan komposisi seimbang, yang jika diberikan secara eksklusif bayi akan lebih sehat dan lebih cerdas dibanding bayi yang tidak mendapatkannya,” tegas Utami.

    Untuk buah hati tercinta, seharusnya bekerja di luar rumah bukanlah halangan untuk memberikan yang terbaik untuknya, termasuk memberikan ASI secara eksklusif. “Ibu tetap bisa memberikan ASI perah, yakni ASI yang diperas dari payudara, lalu diberikan pada bayi saat ibu bekerja di kantor,” ujar Utami yang juga ketua Lembaga Peningkatan dan Pengembangan (LPP) ASI Rumah Sakit St. Carolus.

    ASI perah adalah ASI yang diambil dengan cara diperas dari payudara untuk kemudian disimpan dan nantinya diberikan pada bayi. Apa tidak basi? Menurut Utami, sampai waktu tertentu dan dengan penyimpanan yang benar, ASI tidak akan basi. Misalnya, ASI tahan disimpan di dalam suhu ruangan sampai 6 jam. Jika disimpan di thermos yang diberi es batu, bisa tahan hingga 24 jam. Bahkan, kalau disimpan di kulkas ketahanannya meningkat hingga 2 minggu dengan suhu kulkas yang bervariasi. Jika disimpan di frezeer yang tidak terpisah dari kulkas, dan sering dibuka, ASI tahan 3-4 bulan. Sedangkan pada freezer dengan pintu terpisah dari kulkas dan suhu bisa dijaga dengan konstan, maka ketahanan ASI mencapai 6 bulan.

    Memerah ASI bukanlah hal yang sulit, bahkan tidak selalu membutuhkan alat khusus atau pompa ASI. Cukup dengan pijitan dua jari sendiri, ASI bisa keluar lancar car! Memang membutuhkan waktu, yakni masing-masing payudara 15 menit. ASI ini bisa diberikan untuk bayi keesokan harinya. Tampung ASI tersebut di sebuah wadah, misalnya plastik gula, lalu tandai setiap wadah dengan spidol sesuai waktu pemerahan, misal plastik pertama, kedua, dst. Berikan pada bayi sesuai urutan pemerahan.

    Persiapan dan Pemberian

    Untuk memberi bayi ASI perahan, jauh-jauh hari sebelum masa cuti berakhir ibu memang harus menyiapkan diri sendiri dan bayi. Apalagi jika si buah hati merupakan anak pertama. Beratnya meninggalkannya memang luar biasa. Apalagi siang hari tak bersamanya dan tak menyusuinya pasti berat. Di kantor, saat payudara membengkak karena produksi ASI tak disusu bayi, ingatan ibu pastilah pada buah hati di rumah.

    Mempersiapkan diri sendiri menjadi penting. Pertama, adalah mempersiapkan mental untuk meninggalkan bayi dan memupuk rasa percaya bahwa ia akan baik-baik saja di rumah. Kedua, persiapan dengan mulai belajar memerah dua minggu sebelum cuti berakhir. Ketika bayi tidur dan payudara mulai terasa membengkak, segera perahlah payudara lalu simpan di kulkas. Esok siang, ASI perah tersebut bisa ibu berikan pada bayi.

    Sedangkan untuk mempersiapkan bayi, ibu harus memulai membiasakan bayi diberi ASI perahan dengan sendok, bukan botol susu. “Berikan dengan cara menyuapinya dengan sendok agar bayi tidak bingung putting. Sampai bayi usia 5 bulan, bisa terjadi bingung putting,” tegas Utami. Bingung putting terjadi jika ibu yang biasa memberi Asi lewat payudara, lalu bayi disusui dengan botol, maka ketika akan diberikan lewat payudara lagi bayi kemungkinan menolaknya. Ini lantaran, dot botol lebih lancar mengeluarkan susu dibandingkan lewat payudara.

    Persiapkan Mental ‘Pengasuh’

    Tetap memberi ASI selama ibu bekerja di kantor berarti ibu harus memupuk kerjasama dengan pengasuh. Ini bukan hal mudah. Apalagi jika yang ibu percayai merawatnya adalah orangtua sendiri atau mertua. Kalau mereka tidak punya pemahaman yang sama tentang pemberian dan manfaat ASI eksklusif, ditambah pengalaman mereka dulu mungkin menyusui sambil dicampur susu atau makanan padat, akan sedikit menyulitkan.

    “Tapi, jangan menyerah. Pelan-pelan jelaskan sama ibu atau ibu mertua tentang pentingnya ASI eksklusif, dan bahwa usus bayi belum siap mencerna makanan. Begitu juga jelaskan pada pengasuh, kerjasama orangtua dengan pengasuh di rumah ini juga menentukan keberhasilan menyusui secara eksklusif ” tegas Utami.

    Memang di hari-hari pertama pemberian susu perah dengan sendok, bayi mungkin menolaknya. Ia bahkan bisa cemas dan gelisah. Namun, janganlah khawatir, 3 atau 4 hari setelahnya bayi akan terbiasa. Itu sebabnya, sebelum masa cuti berakhir bayi perlu dilatih disuapi susu dengan sendok. Jadi, tak perlu resah jika harus kembali bekerja, bukan?

    Pemberian ASI Perahan

    * Ambil ASI berdasarkan waktu pemerahan (yang pertama diperah yang diberikan lebih dahulu).
    * Jika ASI beku, cairkan di bawah air hangat mengalir. Untuk menghangatkan, tuang ASI dalam wadah, tempatkan di atas wadah lain berisi air panas.
    * Kocok dulu sebelum mengetes suhu ASI. Lalu tes dengan cara meneteskan ASI di punggung tangan. Jika terlalu panas, angin-anginkan agar panas turun.
    * Jangan gunakan oven microwave untuk menghangatkan agar zatzat penting ASI tidak larut/hilang.
    * Berikan dengan sendok.

    Simpan ASI Praktis dan Awet

    * Taruh ASI dalam kantung plastik polietilen (misl plastik gula); atau wadah plastik untuk makanan atau yang bisa dimasukkan dalam microwave, wadah melamin, gelas, cangkir keramik. Jangan masukkan dalam gelas plastik minuman kemasan maupun plastik styrofoam.
    * Beri tanggal dan jam pada masing-masing wadah.
    * Dinginkan dalam refrigerator (kulkas). Simpan sampai batas waktu yang diijinkan (+ 2 minggu).
    * Jika hendak dibekukan, masukkan dulu dalam refrigerator selama semalam, baru masukkan ke freezer (bagian kulkas untuk membekukan makanan), gunakan sebelum batas maksimal yang diijinkan. (+3-6 bulan)
    * Jika ASI beku akan dicairkan, pindahkan ASI ke refrigerator semalam sebelumnya, esoknya baru cairkan dan hangatkan. Jangan membekukan kembali ASI yang sudah dipindah ke refrigerator.

    Faktor Penghambat dalam Memberi ASI Eksklusif

    VIVAnews - Keberhasilan memberikan air susu ibu (ASI) tidak semata-mata berada di tangan ibu. Dukungan orang-orang di sekitar juga penting, mulai dari suami, orang tua, teman, tenaga kesehatan, hingga komunitas.

    Selain faktor medis, ada banyak faktor nonmedis yang membuat seorang ibu tidak bisa memberikan ASI eksklusif kepada bayinya. Ketahui faktor-faktor tersebut. Jangan sampai faktor-faktor itu menghambat pemberian ASI eksklusif.

    1. Tidak ada dukungan klinis usai persalinan
    Inisiasi menyusui dini (IMD) penting meningkatkan produksi dan kualitas ASI. Hanya, tidak semua rumah sakit menerapkannya sebagai standarisasi.

    Jika rumah sakit tak memandu Anda, cobalah mencari informasi lewat konsultasi khusus di klinik laktasi. Anda juga bisa memperbanyak pengetahuan tentang ASI lewat internet atau kerabat sejak masa kehamilan.

    2. Tak ada dukungan suami
    Suami memegang peranan besar terhadap keberhasilan pemberian ASI eksklusif. Kasus yang sering muncul justru suami menawarkan pemakaian susu formula saat melihat istrinya kesakitan menyusui.

    Dalam kondisi semacam itu, suami seharusnya memberi dukungan psikologis, seperti mengambilkan minum atau mengelus-elus punggung istri. Dukungan orang tercinta di rumah sangat penting demi keberhasilan memberikan nutrisi terbaik bagi bayi. Komunikasikan semua sejak masa kehamilan. Bagi para suami, kesuksesan menyusui juga berada di tangan Anda!

    3. Keluarga tidak mendukung
    Banyak wanita yang mengeluhkan kalau ibunya sendiri atau mertuanya tidak mendukung dalam pemberian ASI. Ini biasanya lebih karena pengetahuan mereka yang kurang atau masih berpikiran tradisional. Untuk menghindarinya, cobalah beli buku soal pemberian ASI dan bawa ke rumah agar mereka bisa membacanya. Hal ini bisa membuat pikiran mereka lebih berkembang dan Anda pun bisa tenang memberikan ASI eksklusif.

    4. Teman tidak mengerti
    Saat menjadi ibu, kehidupan sosial Anda berubah. Beberapa makanan atau minuman ada yang tidak bisa Anda konsumsi. Saat tidak bersama buah hati Anda juga harus memerah ASI dan menampungnya. Untuk itu dukungan dari teman memang sangat dibutuhkan. Dia harus mengerti 'kegiatan' baru Anda.

    5. Kantor 'tidak ramah'
    Beberapa gedung atau perusahaan ada yang menyediakan ruang laktasi untuk para karyawatinya, lengkap dengan pompa dan kulkas untuk menyimpan air susu ibu perahan (ASIP). Ini penting karena memerah ASI di toilet sebenarnya sangat berisiko, karena susu bisa dengan mudah terkontaminasi bakteri. Jika memang ada ruang tertutup di kantor, cobalah pinjam sebentar untuk memerah ASI.

    Jika Bayi Anda Harus Diasuh Orang Lain

    Tuntutan zaman sekarang membuat sebagian besar ibu harus bekerja dan meninggalkan anak mereka dirawat orang lain. Buat sebagian orang situasi ini sungguh tidak terelakkan. Oleh karena itu jika para ibu ini disuguhi dampak negatif dari anak yang tidak diasuh langsung oleh ibunya tentu akan menambah perasaan bersalah, cemas bahkan depresi.

    Sebagai ibu, kita bisa memilih untuk tidak bekerja dengan resiko kebutuhan keluarga tidak akan terpenuhi dengan baik termasuk kebutuhan fisik dan emosi dari anak-anak tercinta. Kita juga bisa memilih untuk tetap bekerja dengan resiko kehilangan kesempatan untuk merawat anak –anak kita. Daripada menebarkan sikap menghakimi mari memilih untuk mencari solusi dari dilema ini.

    Yang perlu diketahui oleh para ibu bahwa bonding atau ikatan batin antara ibu dan anak terbentuk pada satu tahun pertama kehidupan, bahkan dari dalam kandungan ibu. Momen setelah seorang bayi dilahirkan sangat penting karena saat inilah sang bayi mulai belajar membangun rasa percaya kepada dunia yang baru dikenalnya. Jika kebutuhan emosinya seperti cinta kasih dan perhatian terpenuhi, itu akan memberinya rasa aman dan berharga. Demikian juga dengan kebutuhan fisik seperti rasa lapar dan haus yang cepat ditanggapi membuat sang bayi kecil ini belajar percaya pada pengasuhnya.

    Walaupun kebutuhan emosi kita perlu untuk dipenuhi dalam segala tahap perkembangan, tapi pada saat bayilah fondasi itu dibangun. Pentingnya seorang bayi untuk memiliki satu figur yang secara konsisten memenuhi dan menanggapi kebutuhannya memberikannya kepastian bahwa kehadirannya di dunia memang didambakan. Sebaliknya hilangnya figur yang memberikan semua kebutuhan itu akan membuat bayi itu percaya bahwa ia tidak layak untuk dikasihi. Dengan fondasi yang kuat, anak akan bertumbuh dengan rasa aman dan percaya pada dunia disekitarnya.

    Setelah dewasa, anak-anak yang tidak memiliki fondasi emosi yang kuat akan menjadi orang-orang yang tidak percaya diri, takut pada keintiman dan merasa tidak berharga. Mereka juga akan kesulitan untuk memberi dan menerima kasih sayang. Pada kasus yang lebih berat bayi akan bertumbuh menjadi anak dengan karakter bermasalah bahkan anti sosial. Anak yang sejak kecil ditelantarkan atau mengalami kekerasan fisik dan mental akan mengalami kerusakan jiwa nantinya. Karena rasa percaya pada pengasuh adalah emosi paling dasar yang dibangun seorang manusia, maka jika dasar itu tidak terbentuk dengan sempurna atau rusak, maka emosi apapun yang dibangun di atasnya akan mudah hancur.

    Di bawah ini adalah tips sederhana untuk meninggalkan anak dijaga orang lain.

    1. Percayakan Anak Pada Orang yang Bisa Dipercaya

    Dalam keadaan ibu yang sibuk bekerja dan tidak dapat menghidarinya, penting untuk menyerahkan pengasuhan bayinya kepada orang yang bisa dipercaya. Biasanya ibu atau ibu mertua senang jika harus membantu menjaga cucu. Dalam keadaan lain, seorang figur yang memiliki naluri keibuan untuk mengasihi anak juga bisa membantu. Seorang teman saya memercayakan anaknya kepada bekas pengasuhnya waktu kecil yang telah mengikuti keluarganya selama puluhan tahun. Tentu ini akan memberikan rasa tenang untuk sang ibu dan untuk bayinya.

    2. Biarkan Anak Memiliki Figur Pengasuh yang Kuat

    Meninggalkan anak dijaga oleh nanny atau babysitter yang kurang pengalaman dan tidak diketahui karakternya sama saja menempatkan bayi kita di kandang singa. Secara fisik singa itu tidak memakan anak kita, tapi secara emosional ia akan mencabik-cabiknya. Tentu saja tidak ada seorang ibu yang dengan sadar mau menyerahkan anaknya dicabik-cabik singa manapun juga.

    Yang lebih buruk lagi adalah situasi dimana anak kita diasuh oleh nanny yang keluar masuk. Ini sungguh berbahaya. Karena pengasuh yang selalu berganti, anak tidak dapat membentuk bonding dengan figur tertentu. Untuk itu, selain orang yang dapat dipercaya penting juga untuk tidak mengganti pengasuh, paling tidak pada tahun pertama.

    3. Investasikan Kasih Lewat Waktu yang Berkualitas

    Para ibu karir juga perlu untuk membayar harga dengan mengorbankan waktu santai mereka untuk mengasuh anak dan membangun bonding dengannya. Memang berat rasanya ketika tubuh penat karena seharian bekerja di rumah masih harus menjaga bayi, namun ini adalah konsekuensi yang harus dijalankan. Jika kita tahu bahwa waktu yang kita berikan adalah investasi berharga untuk kesehatan emosional dan fisik anak kita, tentu kita tidak akan menyia-nyiakan setiap momen.

    4. Berikan Kasih, Jangan Merebutnya Dengan Paksa.

    Para ibu juga harus merelakan jika diacuhkan oleh buah hati karena ia lebih dekat ke nenek atau pengasuhnya. Jangan merebut kasih anak secara paksa. Anak tidak membutuhkan banyak figur ibu. Malahan pada ekstrimnya, ia hanya memerlukan satu figur untuk membangun bonding. Jika anak bersikap acuh dan tidak butuh, tentu kita harus bersabar. Mungkin setelah anak sedikit lebih besar dan mulai mengerti, ia bisa lebih dekat dengan ibunya. Ingat, kebutuhan emosional anak lebih penting daripada kebutuhan emosional ibu. Mengatasi ibu yang merasa tertolak lebih mudah dari mengatasi anak yang tertolak. Bagi bayi satu tahun, apa pun yang dirasakan itu berarti seluruh dunianya.

    Membangun Karakter Anak Laki-Laki Anda

    Membesarkan anak laki-laki maupun anak perempuan memiliki tantangannya masing-masing. Tidak mudah bagi orangtua manapun juga untuk membesarkan anak-anak. Karena sebagai orangtua, kita berkewajiban membantu anak-anak kita menjadi orang dewasa yang matang dan bertanggung-jawab. Jika Anda memiliki anak laki-laki, berikut adalah tips pengasuhan yang sangat bermanfaat dan dapat Anda gunakan untuk membesarkan anak-anak Anda menjadi pria muda yang berkarakter.

    Tip #1 – Pastikan Mereka Memiliki Panutan Yang Baik Dalam Hidupnya

    Salah satu tips yang paling penting untuk membesarkan anak laki-laki adalah dengan memastikan bahwa mereka memiliki panutan pria yang baik di dalam hidupnya. Panutan tersebut bisa saja ayahnya, walau dalam beberapa kasus ada anak-anak yang tidak memiliki ayah yang dapat dijadikan panutan. Bagi anak laki-laki yang mengalami hal ini, sangatlah baik jika ia tetap memiliki pria dewasa lainnya yang dijadikan panutan dan dapat diteladani olehnya. Memiliki seorang panutan pria yang baik dapat membantu anak laki-laki untuk belajar mengenai karakteristik pria yang diinginkan dan anak laki-laki juga akan belajar banyak dengan melihat bagaimana panutan mereka memperlakukan orang lain.

    Tip #2 – Tetapkan Batasan-Batasan Perilaku

    Sangatlah penting bagi Anda untuk menetapkan batasan-batasan perilaku bagi putra Anda. Anak laki-laki harus memiliki beberapa batasan sehingga mereka tahu perilaku seperti apa yang dapat diterima. Seringkali anak laki-laki lebih berisik daripada anak perempuan, sehingga mereka membutuhkan bimbingan sedikit lebih banyak dalam hal ini. Mereka perlu tahu apa yang boleh mereka lakukan dan apa yang tidak boleh mereka lakukan. Juga sangat penting bagi Anda untuk memberlakukan batasan ini secara kontinyu jika Anda ingin membesarkan anak laki-laki yang sopan dan disiplin.

    Tip #3 – Lakukan Komunikasi

    Tips penting lainnya bagi orangtua yang membesarkan anak laki-laki adalah dengan mengusahakan agar komunikasi dapat berjalan dengan baik. Anak laki-laki tidak terlalu suka bicara dan terikat dengan Anda seperti halnya anak perempuan. Kembangkanlah komunikasi yang baik dengan putra Anda yang bisa saja menjadi tantangan tersendiri bagi Anda. Anda harus memastikan bahwa putra Anda merasa nyaman untuk berbicara dengan Anda. Mulailah dengan menghabiskan waktu bersama dengan putra Anda sejak dini sehingga Anda pun akan benar-benar mengenal putra Anda. Memiliki komunikasi yang baik dengan putra Anda sejak dini akan membantu Anda untuk membuka pintu komunikasi di masa yang akan datang ketika putra Anda memiliki masalah dan ia ingin datang kepada Anda untuk membicarakan hal ini.

    Tip #4 – Pastikan Putra Anda Memiliki Tugas Di Rumah

    Dalam banyak kasus, kita cenderung lupa untuk memberikan tugas rumah tangga kepada anak laki-laki. Lingkungan sosial seringkali mengajarkan bahwa pekerjaan rumah tangga adalah untuk anak perempuan. Sangat penting bagi Anda untuk memberikan tugas rumah tangga kepada putra Anda dimana ia dapat bertanggung-jawab di sana. Hal ini akan membantu putra Anda untuk belajar berhati-hati dan mengajarkan nilai kesetaraan dalam suatu hubungan kepadanya. Lagipula, tidak semua pria menikah muda, jadi mengajarkan pekerjaan rumah sejak dini kepadanya akan sangat mendidik dan bermanfaat baginya di masa mendatang.

    Tip #5 – Dorong Putra Anda Agar Dapat Mengekspresikan Emosinya

    Anak laki-laki seringkali diajarkan oleh lingkungan sosial untuk tidak menunjukkan emosi mereka. Seringkali anak laki-laki mencoba menahan emosi mereka yang sebenarnya dapat berdampak buruk bagi mereka. Meskipun Anda tidak ingin putra Anda menjadi terlalu emosinal, Anda harus mendorongnya agar menunjukkan emosi mereka. Ajarkan padanya boleh saja ia meneteskan air mata dan menunjukkan emosi lainnya ketika sesuatu terjadi dalam hidup mereka. Jangan biarkan lingkungan sosial membentuk cara berpikir mereka mengenai emosi. Seorang anak laki-laki yang diajarkan mengekspresikan emosi akan tumbuh menjadi seorang yang lebih sensitif dan dapat berhubungan baik dengan orang lain.

    Tip #6 – Temukan Cara Yang Tepat Untuk Menyalurkan Energi

    Anda juga perlu menemukan cara yang tepat bagi putra Anda untuk membakar energi mereka. Biasanya anak laki-laki memiliki energi lebih besar dari kebanyakan anak perempuan dan ia perlu sarana untuk menyalurkan energinya tersebut dengan cara yang positif. Pilihan terbaik termasuk mengizinkan mereka keluar rumah dan bermain, mengendarai sepeda, atau terlibat dalam kegiatan olahraga baik di lingkungan sekolah maupun lingkungan tempat tinggal Anda. Ingatlah bahwa anak laki-laki lebih berisik dari anak perempuan dan itu adalah suatu hal yang wajar. Namun Anda dapat bekerjasama dengan putra Anda untuk tidak terlalu berisik di dalam rumah dan Anda tidak dipusingkan dengan kegaduhan mereka.

    Tip #7 – Bersabarlah

    Terakhir, ingatlah Anda perlu bersabar dengan anak laki-laki ketika mereka mulai tumbuh dewasa. Hal ini sangat penting karena mereka mulai memasuki masa pubertas. Seringkali tubuh mereka bertumbuh kebih cepat dari pikiran mereka. Dan akhirnya sebagai orangtua kita terjebak untuk mengharapkan mereka agar berperilaku seperti orang dewasa ketika sebenarnya ia masih anak-anak. Pastikan agar harapan Anda sesuai dengan usia mereka dan bersabarlah ketika ia beranjak dewasa. Putra Anda akan melakukan kesalahan, tapi cobalah temukan cara-cara untuk membimbingnya tanpa harus kehilangan kesabaran Anda.

    Ya, menghadapi anak laki-laki memang jauh berbeda dengan anak perempuan. Tapi pada akhirnya Anda akan menerima hasilnya. Ingatlah tips-tips di atas dan Anda akan menemukan bahwa membesarkan anak laki-laki akan menjadi lebih mudah bagi Anda.

    7 Rahasia Membesarkan Anak Yang Bahagia

    Kita semua ingin bahagia, dan kita ingin agar anak-anak kita juga bahagia. Itu adalah sebuah hal yang alami dan ada beberapa langkah kongkrit yang dapat diambil untuk membesarkan anak-anak yang bahagia.

    Rahasia Membesarkan Anak Yang Bahagia

    1. Dalam rangka membesarkan anak yang bahagia, kita perlu menggambarkan apa yang kita inginkan bagi anak kita. Hadirkan seorang teladan orang dewasa yang dihormati dengan positif, perlakukan pasangan Anda, para guru, dan pemimpin komunitas dengan cara yang positif. Jangan remehkan pasangan Anda karena pasangan Anda mengambil bagian besar bagaimana seorang anak melihat diri mereka sendiri. Bahkan jika Anda tidak selalu setuju dengan apa yang guru maupun karyawan sekolah lakukan, tidak setujulah dengan cara yang sehat. Orang-orang dewasa ini merupakan jangkar dalam kehidupan anak-anak Anda. Jika Anda memperlakukan mereka dengan baik, anak Anda pun akan melakukan hal yang sama. Anak Anda akan merasa baik mengenai dirinya sendiri dan orang-orang yang berada dalam kehidupannya akan mencerminkan perilaku baiknya kembali pada dirinya.

    2. Anak Anda perlu merasa yakin tentang masa depannya. Jadilah positif dengan pekerjaan Anda, dan jangan keluhkan kondisi ekonomi, karyawan maupun bos Anda di hadapan anak-anak Anda. Biarkan anak Anda tahu bahwa Anda akan memiliki cara untuk memenuhi kebutuhan diri Anda sendiri dan mereka. Jika Anda melakukan penghematan, ingatkan pada mereka bahwa hal itu merupakan pilihan untuk hidup bertanggung-jawab, menyelesaikan tagihan sebelum bersenang-senang. Saat Anda memerlukan pekerjaan baru, cari dan melangkahlah, tapi jangan jadikan hal ini sebagai masalah anak Anda. Bekerjalah jika Anda memiliki kesempatan, dan hargailah pekerjaan Anda, sehingga Anda pun dapat mempekerjakan orang lain.

    3. Pujilah anak Anda tapi jangan secara berlebihan. Gunakan kata-kata spesifik dari pujian. Daripada melihat gambar mereka dan berkata, “Gambar yang bagus. Mama suka. Kamu memang yang terbaik”, akan jauh lebih baik jika Anda berkomentar, “Mama suka gambarmu, ceritakan tentang gambar ini. Mama bisa lihat gambar ini berarti banget buat kamu dan kamu memang punya bakat. " Ungkapan “Ceritakan tentang gambar ini” membuat mereka tahu bahwa Anda ingin mendengar apa yang penting bagi mereka.

    4. Hormati privasi dan martabat anak Anda. Jangan bicarakan masalah mereka di hadapan mereka, sepertinya mereka hanyalah barang dan bukan orang. Berhati-hatilah dengan siapa Anda berbagi mengenai permasalah anak Anda. Tidak semua orang perlu tahu kalau mereka masih mengompol, atau memiliki perilaku sangat pemarah. Mereka tidak memilih untuk berada dalam kondisi itu. Di sisi lain, biarkan anak Anda mendengar bagaimana Anda memuji dan menceritakan kelebihan mereka saat mereka berpikir mereka sedang menguping. “Nina sudah membantu meyiapkan meja saat makan makan.” “Arif telah bermain dengan sangat baik bersama dengan anak-anak yang lebih kecil saat saya harus mengerjakan sesuatu.” Saat Anda menceritakan kepada orang lain betapa Anda menghargai setiap usaha anak Anda, mereka akan termotivasi untuk semakin sering memberikan pertolongan bahkan merasa sebagai bagian yang penting dari keluarga.

    5. Setiap kita menyukai pilihan, dan anak-anak juga menginginkan pilihan. Berikan beberapa pilihan yang tepat bagi anak Anda. Mana yang ingin mereka pakai, yang ini atau yang itu? Apakah kita akan makan di sini atau lebih suka di tempat lain? Ketika orangtua memberikan pilihan kepada anak-anak mereka, mereka sedang memberikan kekuatan dan kepercayaan diri.

    6. Sebisa mungkin, biarkan anak Anda mengalami konsekuensi alami dari perbuatannya. Jika mereka melempar batu ke atas, batu itu mungkin akan jatuh menimpa mereka. Jika mereka tidak mengerjakan pekerjaan rumah, mereka akan mendapatan nilai yang buruk. Tidak menghabiskan makan malam berarti mereka akan merasa lapar sebelum waktu tidur.

    7. Nikmati pengalaman-pengalaman baru bersama dengan anak-anak Anda hari ini. Cobalah resep baru bersama-sama, dari belanja, memotong sampai memasak. Kunjungi museum dan pergi ke festival lokal. Carilah ide lain di internet atau di perpustakaan. Biarkan mereka tahu bahwa Anda tidak tahu segalanya, tapi Anda senang belajar bersama-sama dengan mereka. Ini sangat menyenangkan.

    Serba-serbi penyebab anak susah makan & tips praktis mengatasinya

    Problema sulit makan ini dialami anak di usia balita. Umumnya mulai ditemui pada usia anak 1-4 th. Banyak hal yang menyebabkan anak susah makan. Karena bagi anak, saat makan itu bukan hanya pemenuhan gizi tetapi juga saat penuh tantangan, rasa ingin tahu, berlatih, belajar, dsb.

    Berikut sekilas bahasan penyebab anak susah makan & tips singkat mengatasinya :

    1. Bosan dengan menu makan ataupun penyajian makanan.

    Menu makan saat bayi (> 6 bl) yg itu-itu saja akan membuat anak bosan dan malas makan. Belum lagi cara penyajian makanan yg campur aduk antara lauk pauk spt makanan diblender jadi satu. Sama spt orang dewasa, kalau kita makan dg menu yg sama tiap hari dan disajikan dg campur aduk, pasti akan malas makan.

    Begitu juga dg pengenalan makanan kasar.

    Tips : Tentu saja variasikan menu makan anak. Jika perlu buat menu makan anak min. selama 1 minggu utk mempermudah ibu mengatur variasi makanan. Jadi tergantung pinter-pinter-nya ibu memberikan makanan bervariasi. Spt kalau anak gak mau nasi, kan bisa diganti dg roti, makaroni, pasta, bakmi, dsb.

    Penyajian makanan yg menarik juga penting sekali. Jangan campur adukkan makanan. Pisahkan nasi dg lauk pauknya. Hias dg aneka warna & bentuk. Jika perlu cetak makanan dg cetakan kue yg lucu.

    2. Memakan cemilan padat kalori menjelang jam makan, sehingga anak tidak merasa lapar. Seperti permen, minuman ringan, coklat, hingga snack ber-MSG, dsb. Akibatnya ketika jam makan tiba anak sudah kekenyangan.

    Tips : Atur makanan selingan atau cemilan jauh sebelum waktu makan tiba. Beri juga cemilan yang sehat spt potongan buah, sayur kukus, keju, yoghurt, es krim, cake buatan ibu, dsb.

    3. Minum susu terlalu banyak

    Susu di banyak keluarga dianggap sebagai makanan ¡¨dewa¡¨ yang bisa menggantikan makanan utama spt nasi, sayur & lauk pauknya Orangtua cenderung kurang sabar memberikan makanan kasar.

    Atau orang tua sering takut anaknya kelaparan, sehingga makanan diganti dengan susu..Akhirnya, daripada perut si anak tidak kemasukan makanan, diberikan saja susu berlebihan. Padahal setelah anak berusia 1th, kehadiran susu dalam menu sehari-hari bukanlah hal wajib. Secara gizi, susu hanya untuk memenuhi kebutuhan kalsium dan fosfor saja. Kan kalsium dan fosfor ini dengan mudah kita dapatkan dalam ikan-ikanan, sayur & buah.

    Tips : Kurangi susu ! Di atas usia 1 tahun kebutuhan susu hanya 2 gelas sehari. Mulailah melatih anak dg berbagai jenis makanan. Ubah pola pikir orangtua.

    4. Terpengaruh kebiasaan orang tuanya.

    Anak suka meniru apa yang dilakukan oleh anggota keluarga lainnya, terutama orang tuanya. Banyak perilaku yg dilakukan ortunya ygmempengaruhi perilaku makan anak. Mis. anak yang tumbuh dalam lingkungan keluarga yang malas makan (ex. diet), akan mengembangkan perilaku malas makan juga. Perilaku lainnya, sering kita jumpai orang tua masih menyuapi anak yang sudah kelas V SD. Akibatnya anak gak terlatih untuk bisa makan sendiri. Perilaku makan yang kurang pas juga spt kebiasaan ortu ketika menenangkan anak yg sedang rewel dengan cara membelikan jajanan yang padat kalori (permen, minuman ringan, coklat, dsb.).

    Akibatnya anak kekenyangan & malas makan.

    Tips :

    Perhatikan & ubah kebiasaan & perilaku orang tua kapanpun, termasuk perilaku makan. Ingat, anak merekam, belajar & menerapkan semua hal yg ia dapat dari lingk sekitarnya, terutama ortunya. Biarkan anak mencoba memakan makanan sendiri sejak dini, tanpa disuapi. Gak perlu takut berantakan. Feeding is about learning.

    5. Munculnya sikap negativistik „» fase normal yg dilewati tiap anak.

    Pada usia >2 th, anak sering ¡¨membangkang¡¨/ tidak mau patuh. Saat makan tiba, anak terkadang bilang ¡¨gak mau¡¨, makanannya suka dilepeh atau dilempar, dsb. Ini disebut sikap negativistik. Sikap negativistik merupakan fase normal yg dilalui tiap anak usia balita. Sikap ini juga suatu bagian dari tahapan perkembangannya untuk menunjukkan keinginan untuk "independent". Jadi batita umumnya ditandai dengan "AKU", artinya segala sesuatunya harus berasal dari AKU bukan dari orang lain; intinya "power".

    Nah banyak ortu yg gak memahami hal ini, sehingga lantaran khawatir kecukupan gizi anak tidak terpenuhi, orang tua biasanya makin keras memaksa anaknya makan. Ada ortu yg mengancam anaknya bahkan memukul. Cara2 tsb harus dihindari.

    Justru semakin anak pd usia ini dipaksa, justru akan makin melawan sebagai wujud negativistiknya). Realisasinya apalagi kalau bukan penolakan terhadap makanan. Bisa dimaklumi kalau ada orang yang sampai dewasa emoh makan nasi atau sama sekali tak menyentuh daging. Bisa jadi sewaktu masih kecil yang bersangkutan sempat mengalami trauma akibat perlakuan orang tuanya yang selalu memberinya makan secara paksa.

    Tips : Pahami kondisi anak dg baik. Jadilah ortu yg otoritatif. Artinya bersikap tidak memaksa, tetapi juga tidak membiarkan begitu saja. Bina komunikasi yg baik dg anak. Bersabarlah menghadapi anak. Kan rumah adalah ¡¨madrasah¡¨ pertama & utama bagi anak.

    5. Anak sedang sakit / sedih

    Anak tidak mau makan dapat juga disebabkan krn anak sedang sakit atau sedang sedih. Kalau semula anak terlihat aktif, riang dan "cerewet", maka di kala sakit ia lebih suka diam dan terlihat malas-malasan.

    Tips : Kembali pada konsep bina komunikasi yg baik. Jangan paksakan anak kalau gakmau makan. Beri makanan ringan yg padat kalori, spt makaroni skutel, dsb.

    Yg jelas dan perlu diingat baik2 oleh tiap ortu adalah Seberapapun anak gak mau / susah makan, ia tidak akan membiarkan dirinya kelaparan ! Selama mentalnya sehat. Artinya, begitu ia kelaparan, maka ia akan makan. Tetap kreatif mengolah & menyajikan makanan, bina komunikasi yg baik, terus belajar menjadi ortu & memahami kondisi anak, dan bersabar.

    LABEL

    NAMA KESAYANGAN BUKAN LABEL

    Seringkali orang tua memanggil anaknya dengan nama kesayangan yang tak ada kaitan sama sekali dengan nama sebenarnya si anak, seperti si Unyil, Cipluk, Gendut, dan sebagainya. Kendati nama-nama tersebut juga tak nyaman didengar, namun menurut Enny Hanum, dampaknya berbeda bagi anak, "karena saat orang tua mengucapkan nama itu, anak menangkap situasi yang berbeda, yaitu dalam kondisi kesayangan. Jadi, anak akan mengasosiasikannya dengan kedekatan dan rasa sayang orang tua, sehingga tak ada perasaan tak nyaman pada diri anak kala nama itu diucapkan."

    Memang, lanjut Enny, bila anak sudah mempunyai kelompok bermain kerap kali tak mau dipanggil dengan nama tersebut karena ledekan teman-temannya. "Tapi jangan lupa, lo, di rumah kadang anak hanya mau dipanggil dengan nama kesayangannya itu. Bahkan sampai anak besar pun masih suka dipanggil dengan nama kesayangannya karena adanya hubungan yang intim, yang punya arti khusus." Jadi, berbeda dengan label negatif, panggilan kesayangan tak akan mengubah konsep diri anak.

    DIBERI LABEL OLEH LINGKUNGAN

    Kadang, label diberikan bukan oleh orang tua, melainkan lingkungan. Sepulang bermain, si kecil lantas "mengadu", "Ayah, tadi aku dikatain anak nakal sama ibunya Doni." Nah, bagaimana reaksi Anda? "Sebaiknya orang tua segera menganulirnya, Tidak, Nak, kamu tidak nakal, hanya terlalu aktif.," saran Enny Hanum. Dengan demikian, anak akan berpikir, "Oh, aku enggak nakal, kok."

    Tapi sebelumnya orang tua harus tanya dulu, "Mengapa kamu dibilang nakal?" Misalnya, karena ia berlari-larian di rumah sang teman. Nah, jelaskan padanya, "Buat keluarga Doni, lari-larian di dalam rumah itu enggak boleh tapi kalau di rumah ini boleh. Kenapa begitu? Ya, karena begitu peraturannya. Di sana rumah Doni, punya aturan yang berbeda."

    Menurut Enny, label yang diberikan oleh lingkungan atau orang yang tak dekat secara emosi dengan anak tak begitu berpengaruh pada anak. "Toh, ia bisa bilang ke orang tuanya dan orang tua bisa segera menganulirnya." Lain halnya bila label datang dari orang yang kehidupan sehari-harinya dekat dan tiap hari didengarnya, "anak akan berpikiran, Oh, aku memang begitu."

    Jadi, saran Enny, tak usah terlalu dicemaskan bila anak mendapat label dari lingkungan. Juga tak perlu sampai orang tua melarang anak bermain ke luar rumah atau memindahkannya "sekolah" ke lain tempat. "Kalau kita memang ingin anak menjadi pribadi yang kuat, sebaiknya didik anak untuk mengatasi problem di lingkungannya. Kalau tidak, besarnya nanti ia tak akan bisa bermasyarakat. Jadi, lebih baik menguatkan dia agar lebih survive dalam menghadapi masyarakat."

    Caranya, ya, dengan memberi pemahaman atau menganulirnya bahwa ia tak seperti label yang diberikan tersebut. Misalnya, "Betul bahwa kamu keliru, tapi keliru itu bisa diperbaiki. Disebut nakal bila kamu sudah diberitahu mana yang boleh dan tak boleh, tapi dengan sengaja melakukannya terus-menerus. Nah, itu yang namanya nakal. Tapi kamu sebenarnya enggak nakal, kok, kamu anak baik. Karena kamu anak baik, maka kamu tahu itu keliru, kan?" Tentunya minta agar ia tak berbuat keliru lagi, sehingga ia tak akan lagi disebut nakal. "Papa-Mama pernah keliru, kamu juga pernah keliru. Tapi karena kamu anak baik, maka kamu tak akan lakukan lagi." Nah, dengan meng-handle perasaannya terlebih dulu, maka dampak konsep diri yang salah pun tak akan terjadi.

    Bila anak diberi label negatif oleh lingkungan namun orang tua tak tahu, maka orang tua harus peka. "Anak, kan, pasti merasa tak nyaman dengan diberi label negatif. Nah, ini akan jelas terlihat dari perilakunya walaupun ia tak bilang ke orang tuanya." Misalnya, ia tak mau main lagi ke luar rumah. Orang tua yang peka tentunya akan melihat perubahan tersebut, lalu tanyakan pada si anak. Dari situlah orang tua bisa tahu dan memberikan penjelasan padanya.

    "DASAR ANAK BANDEL"

    Hati-hati, lo, memberi label/cap negatif pada anak akan membentuk konsep diri yang salah. Pemberian label/cap yang positif semisal "pintar" dan "cantik" juga bisa berpengaruh negatif, lo.

    "Kamu ini gimana, sih? Sudah dikasih tahu jangan gangguin adik tapi masih juga diganggu. Kamu ngerti enggak, sih, kalau Mama lagi repot? Dasar anak bandel!"

    Sering, kan, mendengar sang ibu atau ayah berkata demikian kala marah pada buah hatinya. Dalam keadaan "lupa diri" akibat emosi yang meluap kerap terlontar kata-kata yang memberi label pada anak. Entah "anak bandel", "anak penakut", "anak cengeng", dan sebagainya.

    Menurut ahli, pemberian label/cap atau juga disebut stigma akan memberi bekas dalam diri anak dan mempengaruhi pembentukan konsep dirinya. Karena bagi anak, label tersebut adalah suatu imej diri bahwa aku seperti itu. Jadi, lama-lama akan terbentuk dalam benaknya, "Oh, aku ini bandel, toh."

    Apalagi, kata dra. S.Z. Enny Hanum, bila si pemberi label adalah orang yang mempunyai kedekatan emosi dengan anak semisal orang tua atau pengasuhnya, pengaruhnya akan sangat besar dan cepat buat anak. "Anak akan jadi ragu pada dirinya sendiri, Oh, jadi aku seperti itu. Orang tuaku sendiri mengatakan demikian, kok."

    JADI NGOMPOL LAGI

    Sekalipun di usia prasekolah anak belum memahami makna sebenarnya dari kata-kata label itu, namun ia bisa merasakan sesuatu yang tak nyaman dengan dilontarkannya label itu. "Ia seakan-akan tak diterima dengan adanya label itu, ada sesuatu yang ditolak," terang Enny.

    Jadi, anak tak tahu apa itu label baginya. Ia hanya merasakan sebagai sesuatu yang tak mengenakkan, merasa tak nyaman. Namun bukan berarti ia akan diam saja. Ia akan melampiaskan perasaan tak nyaman itu dengan berbagai cara sebagai bentuk protes. Tapi bentuk protesnya berbeda dengan anak remaja yang kalau dibilang "nakal" malah sengaja dibikin nakal, "Ah, sekalian aja aku nakal karena aku sudah kadung dicap demikian." Melainkan dalam bentuk mengompol (padahal sebelumnya anak sudah tak mengompol), mimpi buruk, menangis, menggigit-gigit kuku, menolak mengerjakan sesuatu, dan sebagainya.

    Penting diketahui, perilaku/reaksi demikian juga akan muncul bila anak menemukan suatu situasi yang hampir mirip dengan di rumah. Misalnya, ia diperlakukan tak adil atau tak dimengerti di luar, maka ia akan mengompol lagi, menggigit-gigit kuku lagi, mengambek lagi, dan sebagainya. Tak demikian halnya bila ia menemukan situasi dimana ia merasa dipahami, dimengerti, dan komunikasinya menyenangkan, maka perilaku protesnya tak akan keluar.

    Nah, bila anak semakin sering protes dan orang tua pun jadi makin sering marah, tentunya label tersebut akan juga semakin sering dilontarkan. Kalau sudah begitu, lambat laun akhirnya anak percaya bahwa dirinya memang nakal, misalnya. Konsep dirinya jadi salah. Kita tentu tak ingin si Upik atau si Buyung memiliki konsep diri yang salah, bukan?

    BERLAKUKAN ATURAN

    Itulah mengapa, Enny tak setuju orang tua memberi label pada anak. Jikapun memberi label, "sebaiknya dijelaskan dalam hal apa ia nakal atau jeleknya karena bisa saja anak melakukan sesuatu dalam niatan yang lain," terangnya. Misalnya, ia hendak membuatkan minuman sirup untuk ibunya. Selama ini ia sering melihat pembantunya kalau membuat sirup dengan cara menuang botol sirup ke dalam gelas. Nah, ia pun menirunya tapi ia tak tahu berapa takarannya sehingga dituangnya sirup itu segelas penuh. Si ibu yang melihatnya langsung marah-marah dan mengatakannya nakal, main-main dengan sirup. Padahal, si anak, kan, tidak nakal; ia hanya tak tahu berapa takarannya. Tapi akibatnya, anak jadi tak merasa nyaman, "Aku mau bikin sirup buat Ibu, kok, dibilang nakal?"

    Jadi, tandas Enny, orang tua harus menyebutkan apa kesalahan anak sehingga ia dikatakan nakal. "Kalau ia mengganggu adik, misalnya, jelaskan bahwa kamu mengganggu adik padahal waktunya adik tidur. Jadi, anak diberi tahu, nakalnya kamu itu karena mengganggu adik." Dengan demikian anak tahu kenapa dirinya dikatakan nakal, sehingga dapat mencegah terjadinya pembentukan konsep diri yang salah.

    Selain itu, lanjut Enny, sebaiknya orang tua juga memberlakukan berbagai aturan di rumah. Bila aturan dilanggar, ada sangsinya; sebaliknya, bila dikerjakan, ada rewards. Tentu sebelumnya aturan tersebut sudah dibicarakan dengan anak sehingga ia memahaminya. Misalnya, sebelum tidur ada aturan harus gosok gigi. Nah, bila dikerjakan, berilah pujian. Tapi bila dilanggar, jangan buru-buru bilang, "Dasar kamu anak nakal, sukanya melanggar aturan," melainkan tanyakan dulu, "Kenapa kamu enggak gosok gigi?" Siapa tahu lantaran odolnya terlalu pedas buat anak atau mulutnya lagi sariawan.

    Kemudian, sebelum memberi sangsi, orang tua juga harus memberitahukan letak kesalahannya. Misalnya, ia mengambil mainan adiknya. "Biasanya anak melakukannya karena spontanitas bermain. Nah, orang tua bisa memberitahukan, Kamu mengambil milik adikmu, itu enggak boleh. Kamu harus minta izin dulu. Kalau kamu terus melakukan perbuatan itu, nanti kamu jadi anak nakal." Jadi, anak diberi tahu perilaku apa yang menyimpang.

    Anak usia prasekolah, tutur konsultan psikologi anak dan keluarga ini, sudah bisa mengerti asal diberi tahu dengan bahasanya. "Kalaupun tak mengerti, orang tua harus mengulang-ulang lagi. Bukankah proses mendidik tak bisa sekali jadi melainkan harus terus-menerus?"

    LABEL POSITIF

    Selain memberikan label negatif, tak jarang orang tua juga memberikan label positif semisal "anak pintar", "anak cantik", "anak manis", dan sebagainya. Dibanding label negatif, pemberian label positif akan berdampak positif pula, yaitu memberi sugesti atau memacu anak untuk berperilaku seperti apa yang disebutkan. Misalnya, label "anak pintar". "Bagi anak, apa yang dilontarkan itu seolah-olah harapan orang lain padanya, sehingga ia pun akan berusaha untuk jadi anak yang pintar," tutur Enny. Jadi, label positif semacam rewards buat anak, "Oh, ternyata aku anak pintar," sehingga motivasinya besar sekali untuk belajar dan menjadi pintar.

    Tapi, jangan salah, lo, pemberian label positif tak selamanya akan berdampak positif pula. "Pemberian label positif juga bisa berdampak negatif. Antara lain, anak jadi kehilangan spontanitasnya karena ada dorongan untuk memenuhi harapan orang tua. Padahal, spontanitas inilah yang menjadi ciri anak seusianya." Misalnya, ia selalu dikatakan sebagai anak manis sehingga ia pun mencoba untuk memenuhi harapan tersebut. Dalam berbagai pertemuan, ia harus menahan diri agar berperilaku sebagai anak manis. Bila anak lain berlarian ke sana ke mari dengan bebas, misalnya, ia akan duduk manis bak putri kerajaan. "Hal itu dilakukannya karena ia ingin menyenangkan orang tuanya, memenuhi harapan orang tuanya sebagai anak manis".

    Jangan lupa, ingat Enny, pada usia prasekolah konsep diri anak masih kabur. "Ia belum punya kesadaran, aku ini siapa? Konsep dirinya sedang dibentuk sehingga aku ini kekurangannya di mana tak diketahuinya." Oleh karena itu, bila terjadi hal demikian, saran Enny, orang tua harus segera memperbaikinya. "Terangkan pada anak bahwa ia keliru menangkap maksud orang tua." Katakan, misalnya, "Yang Bunda maksud manis itu bukan berperilaku seperti itu." Lalu jelaskan "manis"nya itu seperti apa dan bahwa ia masih punya hak untuk bermain, "Kalau dalam acara pernikahan, kamu memang boleh bersikap demikian karena itu adalah bagian dari tata krama. Tapi di luar pesta perkawinan, kamu tak harus selalu bersikap demikian. Kamu bebas berlarian dan bermain bersama teman-temanmu." Dengan demikian, anak tahu persis kapan ia harus bersikap manis dan sikap manis seperti apa yang dikehendaki orang tuanya.

    Label positif juga akan berdampak negatif bila tak sesuai realitasnya. "Bila anak terus menerus ingin memenuhi harapan orang tuanya sementara kemampuannya tak ada, tentu bisa melelahkan dan membuatnya frustrasi," terang Enny. Memang, orang tua bermaksud baik dengan memberikan label positif walupun orang tua tahu tak sesuai realitasnya, yaitu demi mendorong agar anak jadi pintar atau rajin. "Tapi kalau orang tua memberikan label diluar ukurannya, anak jadi kurang kepercayaan dirinya. Misalnya, ia obesitas atau kegemukan tapi orang tuanya bilang ia anak cantik, langsing, dan sebagainya," lanjutnya. Konsep dirinya juga jadi salah, kan!

    Jadi, Bu-Pak, hati-hati, ya, dalam memberikan label positif dan terlebih lagi label negatif.